Senin 06 Jun 2022 15:21 WIB

NASA akan Kirim Irisan Kulit Manusia ke Stasiun Luar Angkasa

Ilmuwan mencari tahu bagaimana proses penyembuhan luka berlangsung di luar angkasa.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.
Foto: NASA via AP
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Irisan kulit manusia yang dijahit akan menjadi salah satu barang unik yang dibongkar oleh para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), ketika pengiriman kargo berikutnya tiba bulan ini. Penelitian ini akan membantu para penjelajah luar angkasa masa depan yang pasti akan menghabiskan waktu bertahun-tahun jauh dari Bumi.

Rata-rata anggota kru di ISS menghabiskan enam bulan di atas kapal. Namun, dengan rencana NASA untuk menempatkan manusia di Bulan secara semi-permanen, mungkin suatu hari akan tiba waktunya ketika manusia akan menghabiskan waktu yang jauh lebih lama di ruang angkasa.

Baca Juga

Lebih banyak waktu di orbit membawa lebih banyak peluang untuk kecelakaan, termasuk kerusakan pada astronot. Itu sebabnya Monica Monici, seorang peneliti biomedis di University of Florence di Italia, dan rekan-rekannya mengirimkan percobaan Suture in Space ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk melihat bagaimana luka kulit sembuh dalam gayaberat mikro. 

Para peneliti ingin mengetahui bagaimana pembuluh darah dan kulit yang dijahit menutup dan memperbaiki dalam lingkungan gravitasi yang berbeda. Peluncuran kargo, akan berlangsung 10 Juni menggunakan pesawat luar angkasa SpaceX Falcon 9 dan Dragon. 

Tubuh manusia bereaksi aneh terhadap gayaberat mikro, termasuk kemampuan kita untuk menyembuhkan. Gravitasi memainkan peran penting dalam bagaimana tubuh kita memperbaiki diri setelah cedera di Bumi. Ketika gravitasi dihilangkan atau diubah, prosesnya menjadi serba salah.

“Penutupan luka tertunda dalam kondisi gayaberat mikro,” kata Monici.

Jika manusia terlalu jauh dari Bumi (atau terluka parah) untuk kembali berobat, mereka harus dirawat di luar angkasa. Jika mereka memiliki sayatan atau luka yang menyebabkan mereka mengeluarkan banyak darah, ini sangat penting.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement