Senin 06 Jun 2022 13:47 WIB

Praktik Kuliah Dakwah,STIS Hidayatullah Balikpapan Kirim 90 Mahasiswa ke Empat Provinsi

PKD merupakan salah satu bentuk kaderisasi STIS Hidayatullah Balikpapan.

Sebanyak 90 mahasiswa dan mahasiswi  STIS Hidayatullah Balikpapan melaksanakan kegiatan Praktik Kuliah Dakwah (PKT) yang disebar ke 13 kabupaten dan empat provinsi.
Foto: Dok STIS Hidayatullah Balikpapan
Sebanyak 90 mahasiswa dan mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan melaksanakan kegiatan Praktik Kuliah Dakwah (PKT) yang disebar ke 13 kabupaten dan empat provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Dalam rangkaian kegiatan akademik STIS Hidayatullah, sejumlah mahasiswa dan mahasiswi kini mengikuti Praktik Kuliah Dakwah (PKD).

"Alhamdulillah pada kesempatan ini ada 90 orang dari mahasiswa dan mahasiswi ikut dalam PKD tahun ini ke empat  provinsi dan 13 kabupaten/kota," terang Ketua STIS Hidayatullah, Muhammad Zaim Azhar usai lakukan monitoring lapangan, Ahad (5/6).

Pelaksanaan PKD berkisar antara satu hingga dua bulan. PKD ini penting agar mahasiswa dan mahasiswi dapat melihat secara langsung kondisi masyarakat dan menemukan strategi komunikasi dan aktualisasi dalam dakwah kepada masyarakat.

"PKD ini merupakan salah satu bentuk kaderisasi STIS Hidayatullah Balikpapan. Ini juga sebagai wadah bagi mereka agar mereka bisa mengaktualisasi ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari dan juga menjadi tempat mereka belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat di mana tempat mereka melakukan PKD,” imbuh Zaim dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (6/6).

Empat provinsi itu meliputi Kaltim, Kalteng, Sulteng dan Sulbar. Adapun kabupaten kota meliputi Tolitoli, Palangkaraya, Mamuju, Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, Bontang, Berau, Kutai TImur, Paser, Penajam, Kutai Barat dan Penajam Paser Utara.

Program PKD ini mendapat sambutan positif dari warga masyarakat. Bahkan masyarakat meminta kepada STIS Hidayatullah agar masa PKD bisa diperpanjang.

“Ya, Alhamdulillah, mahasiswa di sini sangat membantu sekali ya. Apalagi dalam masalah ibadah. Ya Bapak-bapak tahu semualah kita di sini kan kalau pagi sampai siang itukan kerja semuanya. Jadi masjid itu di waktu shalat Dzuhur dan Ashar sepi bahkan ndak ada yang adzan. Nah, semenjak ada mereka ini, adzan di masjid itu lebih sering terdengar.  Bahkan kita juga jadi lebih enak ke masjid karena ada yang adzan. Terus, mereka  mengajarkan anak-anak di sini mengaji, yang remaja juga dapat bimbingan belajar,” ungkap Kepala Desa Santan di Kutai Kartanegara, Abdul Rosyid bahagia.

Demikian pula dengan para mahasisiwa, sebagaimana penuturan Waka IV STIS Hidayatullah, Ustadzah Ummi Salami. "Mahasiswi kita turut aktif melakukan kegiatan-kegiatan di daerah, ada yang mengajar santri MI, santri TK, santi SMP, ada juga yang melakukan kegiatan madrasah Ramadhan pada Ramadhan lalu, Daurah Alquran dan tahfidz, Bahkan ada juga yang mengajar ibu-ibu setempat,” jelasnya bangga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement