Senin 06 Jun 2022 21:12 WIB

Pertahankan Disertasi, Hasto Kristiyanto Berterima Kasih ke Megawati

Hasto menceritakan pesan Megawati kepadanya.

Pertahankan Disertasi, Hasto Kristiyanto Berterima Kasih ke Megawati. Foto: Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto
Foto: istimewa
Pertahankan Disertasi, Hasto Kristiyanto Berterima Kasih ke Megawati. Foto: Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hasto Kristiyanto menyelesaikan sidang promosi gelar doktor di Universitas Pertahanan (Unhan) dan dinyatakan lulus dengan predikat Summa Cum Laude, mempertahankan disertasi berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara".

Secara khusus, Hasto mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menjadi salah satu pengujinya di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

"Penelitian ini kami persembahkan bagi Ibu Megawati Soekarnoputri. Sehingga mimpi Ibu, Bung Karno tidak hanya diterima apa adanya tetapi Bung Karno dengan pemikirannya akan selalu hidup dan menggerakkan Indonesia untuk menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa di dunia. Terima kasih," kata Hasto menahan haru.

Air mata tampak mengalir. Dia membuka masker dan kacamata. Masker digunakannya untuk mengusap air mata dan hidungnya. Melihat momen itu, puterinya yang biasa dipanggil Mbak Astri, mendekati podium dan memberikan tisu.

Sebelum momen itu terjadi, Hasto menceritakan suatu hal penting yang dialaminya bersama Megawati.

"Saya teringat tahun 2008 saat itu di Buleleng. Di pinggir pantai, suasananya enak, kontemplatif, saya bertanya kepada Ibu Mega. Apa mimpi Ibu Mega? Ini belum pernah saya ceritakan. Bu Mega diam sejenak lalu mengatakan kepada saya "Mimpi saya adalah agar Bung Karno ini diterima sewajarnya di republik ini," urai Hasto.

Menurutnya pernyataan itu luar biasa. Apalagi dari pengalaman hidup Megawati bagaikan falsafah Jawa cokro manggilingan. 

"Jadi anak presiden, tinggal di istana kemudian akibat peristiwa politik yang tidak jelas kebenarannya sampai sekarang menjadi rakyat biasa, tidak membawa apa-apa. Bahkan Bung Karno tidak tahu berapa gajinya, dimana dana pensiunnya tidak tahu. Kemudian kita tahu apa yang terjadi dengan Bung Karno. Pernah suau ketika, tanpa proses hukum yang jelas Ibu Mega menengok Bung Karno membawa makanan. Ransum makanan yang mau dikasih kepada proklamator yang berjuang sejak usia 16 tahun keluar masuk penjara dengan penuh keyakinan berjuangan bagi kepentingan negara lebih penting dari keluarga, makanan ini diaduk-aduk dengan bayonet " urai Hasto.

"Tetapi dengan seluruh proses seperti itu, ketika reformasi Pak Harto jatuh semua menghujat Pak Harto, Ibu Mega mengatakan "Stop hujat Pak Harto." Dan Ibu Mega melakukan langkah rekonsiliasi nasional. Bahkan tidak ada dendam sedikitpun dari Ibu Mega. Pemerintahan dibangun mengatasi krisis yang menyengsarakan rakyat. Kemudian saya tanya, kenapa ibu dengan pengalaman luar biasa itu ibu melarang agar Pak Harto jangan dihujat. Ibu Mega mengatakan "Saya tidak ingin seorang pemimpin dipuja ketika berkuasa dan dihujat ketika tidak berkuasa. Biar lah itu jadi pengalaman Bung Karno saja. Menurut saya ini luar biasa," tambah Hasto.

Menurutnya, Megawati hanya punya cita-cita sederhana. Bagaimana Bung Karno diterima apa adanya. "Dan beliau telah melakukan rekonsiliasi nasional tanpa dendam yang menurut saya lebih hebat dari Nelson Mandela," usai pernyataannya inilah Hasto menangis haru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement