Selasa 07 Jun 2022 18:55 WIB

Selama Pandemi, IPM Kota Cirebon Justru Naik

Kenaikan terjadi pada bidang pendidikan terutama pada rata-rata harapan lama sekolah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi.
Foto: Dok Diskominfo Kota Cirebon
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Indeks pembangunan manusia (IPM) di Kota Cirebon justru mengalami kenaikan selama pandemi Covid-19. Hal itu terutama dalam bidang pendidikan.

Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi menjelaskan, kenaikan itu terjadi pada rata-rata harapan lama sekolah. Yakni, 74,89 poin pada 2020 menjadi 75,25 poin pada 2021. Sedangkan untuk rata-rata lama sekolah, juga naik dari 13,12 menjadi 13,13 atau naik 0,01 poin. Walaupun mengalami kenaikan tipis, namun itu menunjukkan perkembangan pendidikan di Kota Cirebon menuju arah lebih baik.

Baca Juga

"Ada peningkatan walaupun kecil. Tapi jadi bagian evaluasi," kata Agus, saat menghadiri dialog pendidikan yang diselenggarakan oleh Dewan Pendidikan Kota Cirebon, dengan tema Menyongsong PPDB 2022/2023 yang Berkualitas dan Berkeadilan, Problematika dan Solusi, Selasa (7/6/2022).

Dalam acara dialog tersebut, Agus menyatakan, Pemkot Cirebon berkomitmen untuk menyelenggarakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara berkualitas dan berkeadilan. "Jika PPDB berkualitas, berkeadilan, akuntabel dan non diskriminatif, maka output untuk pendidikan juga meningkat," cetus Agus.

Untuk itu, lanjut Agus, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon sudah menyusun jadwal dan pedoman teknis untuk PPDB 2022/2023. Setelah pelaksanaan PPDB pun nantinya akan dilakukan evaluasi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. "Jangan sampai hal-hal yang salah terulang di PPDB selanjutnya," tutur Agus.

Termasuk permasalahan sekolah negeri dan swasta, Agus menilai, kedua sekolah tersebut sama-sama memajukan dunia pendidikan di Kota Cirebon. Selain itu, Agus juga menekankan kepada setiap sekolah untuk tidak melakukan praktek pungutan liar (pungli) selama pelaksanaan PPDB. Tim saber pungli pun segera melakukan sosialisasi kepada pihak sekolah untuk menghindari praktek pungli.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement