Senin 13 Jun 2022 14:12 WIB

Produksi Cabai dan Bawang Menurun, Kemendag tak Ingin Ada Impor

Saat ini pasokan cabai rawit merah sedang menurun sekitar 20 persen hingga 30 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menjajakan cabai rawit dagangannya (ilustrasi). Produksi cabai dan bawang merah tengah mengalami penurunan sehingga berdampak pada lonjakan harga secara nasional. Meski demikian, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan agar jangan ada impor yang dapat merugikan petani.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pedagang menjajakan cabai rawit dagangannya (ilustrasi). Produksi cabai dan bawang merah tengah mengalami penurunan sehingga berdampak pada lonjakan harga secara nasional. Meski demikian, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan agar jangan ada impor yang dapat merugikan petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi cabai dan bawang merah tengah mengalami penurunan sehingga berdampak pada lonjakan harga secara nasional. Meski demikian, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan agar jangan ada impor yang dapat merugikan petani.

"Jangan imporlah dan biar membantu petani yang lagi terganggu petani," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, kepada Republika.co.id, Senin (13/6/2022).

Baca Juga

Oke menjelaskan, sejauh ini pemerintah juga tidak melakukan pembicaraan mengenai importasi pangan. Menurut dia, yang paling dikeluhkan oleh masyarakat saat ini hanya pada harga yang tinggi, bukan pasokan pangan yang mengarah pada kelangkaan.

Dengan kata lain, pasokan cabai dan bawang merah segar masih mencukupi dan memenuhi permintaan masyarakat. "Yang dikeluhkan saat ini kan harga, bukan ketersediaan," katanya.

Direktur Bahan Pokok dan Penting, Kemendag, Isy karim, mengatakan, langkah intervensi kebijakan dalam menangani persoalan cabai dan bawang merah tengah dibahas bersama oleh Badan Pangan Nasional (NFA). Pasalnya, kewenangan kebijakan pada dua komoditas itu ada di NFA yang baru dibentuk untuk menangani sembilan bahan pokok.

Secara nasional, per Senin (13/6/2022), Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), mencatat harga cabai rawit merah dihargai Rp 85.800 per kg, mengalami kenaikan 3,4 persen dari akhir pekan lalu. Adapun untuk bawang merah dihargai Rp 48.800 per kg, melonjak 5,8 persen dari akhir pekan lalu.

Sementara itu, NFA menyatakan telah menyiapkan langkah intervensi jangka pendek untuk mengendalikan harga pangan cabai dan bawang merah yang tengah naik signifikan. Langkah utama yang dilakukan dengan pemberian fasilitas distribusi logistik dari daerah sentra ke wilayah defisit tanpa beban biaya. Adapun kenaikan harga yang terjadi akibat adanya penurunan produksi.

"Badan Pangan Nasional akan memfasilitasi pendistribusian cabai rawit merah dan bawang merah dari wilayah surplus ke wilayah defisit," kata Arief.

Ia menjelaskan, saat ini volume pasokan cabai rawit merah sedang menurun sekitar 20 persen hingga 30 persen karena sumber panen di daerah sentra produksi mulai berkurang. Harga cabai rawit merah yang paling murah hanya terdapat di Sulawesi Selatan dengan harga di tingkat petani kisaran Rp 50 ribu per kilogram (kg) hingga Rp 55 ribu per kg.

Karena itu, NFA pada pekan ini memfasilitasi distribusi logistik untuk suplai pasokan cabai dari petani atau Gapoktan asal Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan ke pasar induk di Jakarta dan sekitarnya. Antara lain Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Induk Tanah Tinggi, Pasar Induk Cibitung.

“Kami targetkan sekitar 100 ton Cabai atau lima sampai 10 ton per hari akan di kirim ke Jakarta," kata dia.

Diharapkan, harga cabai rawit merah di tingkat konsumen atau eceran bisa diturunkan menjadi kisaran Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu per kg. Jauh dibawah harga rata-rata Jakarta saat ini yang mencapai Rp 100 ribu - Rp 120 ribu per kg.

Selain cabai, NFA juga akan memfasilitas distribusi bawang merah dari petani asal Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dengan harga beli di tingkat petani kisaran mulai Rp 30 ribu - Rp 36 ribu per kg. Pasokan akan dikirim ke pasar-pasar Induk di Jabodetabek.

“Bawang merah akan dilakukan suplai pasokan ke Jabodetabek sekitar 500 ton atau 40 ton per hari,” katanya.

Dengan langkah yang sama itu, diharapkan harga bawang merah akan stabil di eceran Jakarta kisaran Rp 40 ribu per kg - Rp 45 ribu per kg yang sebelumnya di kisaran Rp 55 ribu kg.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement