Selasa 14 Jun 2022 16:11 WIB

Subvarian BA.4 dan BA.5 tidak Jauh Beda dengan Omicron, Pakar: Tetap Jangan Jemawa

Pakar ingatkan tetap waspada dengan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nora Azizah
Masyarakat diminta tetap waspada terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Hal ini lantaran kondisi dunia saat ini masih dalam masa pandemi.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Masyarakat diminta tetap waspada terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Hal ini lantaran kondisi dunia saat ini masih dalam masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan subvarian BA.4 dan BA.5 tidak jauh beda dengan varian Omicron. Pemerintah dan masyarakat diminta tidak jemawa terhadap potensi penularan tersebut yang sudah teridentifikasi di Indonesia.

"Betul, BA.4 dan BA.5 tidak jauh beda dengan varian Omicron sebelumnya meski sedikit lebih menular. Betul juga, kita harus pede karena pernah antisipasi gelombang Omicron dengan baik. Tapi kita tetap jangan jemawa," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir yang konsisten berada di atas 500 kasus dalam sehari. Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia terhitung 56,91 persen lebih tinggi atau 1,5 kali lipat lebih banyak dibandingkan pekan sebelumnya.

"Sebab, ada tambahan 519 kasus dan 9 orang meninggal pada (13/6)," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril meminta masyarakat tetap waspada terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Hal ini lantaran kondisi dunia saat ini masih dalam masa pandemi.

"Walaupun subvarian itu tingkat keparahannya lebih rendah, gejalanya ringan atau mungkin tidak ada gejala, namun kita sikapi sebagai bagian kita tetap waspada karena kita masih masa pandemi," kata Syahril dalam dalam Acara Siaran Sehat bersama Dokter Reisa yang disiarkan secara daring, Senin.

Syahril juga menerangkan meskipun penularannya lebih cepat dan lebih banyak, namun tingkat keparahan dua varian baru ini lebih rendah. Seperti gejalanya ringan ataupun tidak ada gejalanya sama sekali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement