Pemkot Madiun Latih Para Pelaku Usaha Kerajinan Tangan
Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Madiun Latih Para Pelaku Usaha Kerajinan Tangan (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur,melatih para pelaku usaha kerajinan tangan di wilayah setempat sebagai upaya peningkatan kapasitas untuk mengembangkan bisnis.
Sub Koordinator Pemberdayaan Usaha Mikro Bidang Koperasi dan UMKM, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Kota Madiun Angga Wahyu Nurcahyo mengatakan pelatihan peningkatan kapasitas tersebut khusus bagi warga Kota Madiun yang telah memiliki usaha di bidang kerajinan tangan.
"Pelatihan ini bersumber dari DAK (dana alokasi khusus) dan memang peruntukannya khusus untuk peningkatan pelaku usaha. Bukan untuk membuka usaha baru," ujar Angga Wahyu Nurcahyo di sela pelatihan di ruang Sonokeling Perhutani Forest Institut Kota Madiun, Rabu (15/6/2022).
Menurut dia, pelatihan tersebut berlangsung selama tiga hari dan diikuti 30 peserta pelaku usaha kerajinan tangan dari Kota Madiun. Angga menyebut ada sejumlah kelurahan yang mengirim lebih dari satu peserta.
Pihaknya sengaja meminta bantuan dari kelurahan untuk menginformasikan syarat-syarat pelatihan kepada warganya. Adapun syarat peserta yang ikut pelatihan tersebut di antaranya, harus sudah memiliki nomor izin berusaha (NIB) serta minimal sudah memiliki rintisan usaha di bidang kerajinan tangan, penjahit misalnya.
Materi yang diberikan juga beragam, mulai kerajinan makrame, bantal dari kain perca, sabun dari minyak jelantah dan manajemen kewirausahaan.
Pemateri yang dihadirkan merupakan praktisi dari Bojonegoro yang sudah bersertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). "Pelatihan ini gratis. Termasuk bahan praktik semua dari kita. Tetapi juga kita lakukan pemantauan pemanfaatan pelatihan tersebut selama beberapa bulan ke depan," kata dia.
Angga menyebut pelatihan bersumber DAK tersebut sejatinya rutin. Tahun sebelumnya, pelatihan lebih khusus untuk peningkatan bidang usaha kuliner. Pesertanya adalah para pelaku usaha dari lapak UMKM. Ke depan, diharapkan juga ada pelatihan untuk pelaku koperasi.