Kamis 23 Jun 2022 18:18 WIB

Dianggap Lalai, Delapan Tenaga Kesehatan yang Tangani Maradona akan Diadili

Dua Putri Maradona mengajukan pengaduan sampai memicu proses hukum.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Wartawan merekam video di dalam pesawat saat presentasi pesawat yang didedikasikan untuk mendiang legenda sepak bola Diego Maradona, di sebuah pangkalan militer di Moron, di pinggiran Buenos Aires, Argentina, Rabu, 25 Mei 2022.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Wartawan merekam video di dalam pesawat saat presentasi pesawat yang didedikasikan untuk mendiang legenda sepak bola Diego Maradona, di sebuah pangkalan militer di Moron, di pinggiran Buenos Aires, Argentina, Rabu, 25 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Sebanyak delapan orang tenaga kesehatan akan diadili terkait kematian Diego Maradona. Legenda sepak bola Argentina itu tutup usia pada November 2020 karena serangan jantung.

Pada awal bulan itu ia telah pulih setelah menjalani operasi pembekuan darah di otaknya. Ia beristirahat di rumah. Tapi tentu saja dalam penanganan staf medis.

Baca Juga

Maradona akhirnya berpulang. Beberapa hari setelah kematiannnya, kejaksaaan di Argentina melakukan penyelidikan terhadap kinerja para dokter dan perawat yang terlibat dalam perawatannya. Sekitar 20 ahli ikut mengivestigasi.

"Mereka menemukan bahwa tim medis bertindak dengan cara yang tidak pantas, dan sembrono," demikian laporan yang dikutip dari rnz, Kamis (23/6/2022).

Hasil penyelidikan menyimpulkan Maradona memiliki peluang bertahan hidup yang lebih baik, jika ditangani secara tepat. Berikut beberapa sosok yang bakal disidangkan di meja hijau. Di antaranya ada dokter pribadi sang legenda, Leopoldo Luque, seorang psikiater dan psikolog. 

Kemudian dua dokter dan dua perawat. Tak ketinggalan petinggi para tenaga kesehatan itu. Mereka menyangkal bertanggung jawab atas kematian eks juru gedor Napoli dan Barcelona tersebut.

"Kedelapan orang ini akan diadili berdasarkan kelalaian yang menyebabkan kematian seseorang," tambah laporan dari RNZ..

Tanggal persidangan belum ditetapkan. Jika terbukti bersalah, para terduga pelaku bisa mendekam di penjara antara delapan hingga 25 tahun. Itu sesuai hukum pidana Argentina.

Mario Baudry, seorang pengacara salah satu putra Maradona sudah menemukan tanda-tanda tidak wajar. Ia merasa sang legenda dalam situasi tak berdaya saat meregang nyawa. Ia mengaku memperjuangkan terjadinya investigasi.

"Begitu saya melihat penyebabnya, saya mengatakan itu pembunuhan. Saya berjuang untuk waktu yang lama, hingga akhirnya sampai di tahap ini," ujar Baudry. 

Dua Putri Maradona mengajukan pengaduan sampai memicu proses hukum. Mereka menyuarakan keprihatinan tentang perawatan sang ayah usai dioperasi otak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement