REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kisah menarik dari salah satu Sultan Seljuk. Adalah Alp Arslan, Sultan Seljuk yang memiliki wilayah kekuasaan membentang luas dari wilayah di sekitar Sungai Tigris sampai daerah-daerah pedalaman Syam.
Kekuasaan Alp Arslan berada di bawah kepemimpinan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Dikutip dari 'Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah' karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi, terbitan Pustaka Al-Kautsar, Alp Arslan adalah julukan, dan nama lengkapnya ialah Muhammad bin Daud Ja'fari Beik bin Mikhail bin Saljuk At-Turki.
Sultan Alp Arslan lahir pada 425 Hijriah atau 1029 Masehi. Dia merupakan cucu pendiri Kesultanan Seljuk, Seljuk Beik, yang memeluk Islam mulai abad ke-10 M. Alp Arslan, yang memiliki tujuh putra dan dua putri, dikenal sebagai sosok pemimpin yang adil, dermawan dan sangat berbelas kasih kepada orang-orang fakir miskin.
Ia sering mengeluarkan hartanya untuk bersedekah. Bahkan setiap bulan Ramadhan, dia bersedekah dengan nilai 15 ribu dinar yang khusus dibagikan kepada orang-orang fakir miskin.
Suatu kali, beberapa pegawai mengadu kepada Alp Arslan tentang kesalahan yang sudah diperbuat oleh salah satu menteri, kemudian Alp Arslan memanggil menteri tersebut.
Alp Arslan kemudian berkata, "Perhatikanlah, bila kabar yang sampai kepadaku ini benar, maka perbaikilah akhlak dan tingkah lakumu. Jika sebaliknya, maafkanlah mereka." Para pegawai bawahan Alp Arslan tidak berani berbuat zalim kepada siapapun karena takut kepada kekuasaannya.
Pada 463 H, terjadi pertempuran Maladzkard antara pasukan Islam di bawah Alp Arslan dan pasukan Romawi di bawah kepemimpinan Armanos. Pertempuran terjadi karena Raja Romawi itu bermaksud untuk membantai orang-orang Muslim dengan kekuatan pasukan mencapai 100.000 orang.
Sedangkan pasukan yang dibawa hanya 15 ribu orang. Meski begitu, Allah SWT menurunkan pertolongan-Nya hingga akhirnya pasukan Romawi itu berhasil ditaklukkan oleh pasukan Islam.
Sultan Alp Arslan wafat pada 465 H karena dibunuh oleh salah seorang pegawainya, yakni Yusuf Al Khawarizmi. Alp Arslan wafat pada usia 40 tahun dan jenazahnya dimakamkan di Ray, di samping makam ayahnya.