REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat (24/6/2022) memperingatkan tentang bahaya krisis kelaparan global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia juga mengatakan krisis kelaparan global tahun depan bisa lebih buruk.
"Perang di Ukraina telah menambah masalah yang telah muncul selama bertahun-tahun: perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan pemulihan yang sangat tidak merata," kata Guterres dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Menteri PBB tentang ketahanan pangan.
“Ada risiko nyata bahwa banyak kelaparan akan diumumkan pada 2022. Dan 2023 bisa lebih buruk lagi,” tambah dia.
Guterres mengenang kunjungannya ke wilayah Sahel di Afrika bulan lalu, dan dia mengatakan dirinya diperingatkan oleh para pemimpin di sana bahwa "situasi berbahaya bisa berubah menjadi bencana" kecuali tindakan segera diambil.
Dia mengatakan Tanduk Afrika juga mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.
Dalam dua tahun terakhir, jumlah orang yang sangat rawan pangan di seluruh dunia telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 276 juta, menurut Program Pangan Dunia.
Guterres mengatakan harga pupuk dan energi naik tahun lalu, yang katanya akan berdampak pada semua panen termasuk beras dan jagung. Hal ini dikhawatirkan mempengaruhi miliaran orang di seluruh Asia, Afrika dan Amerika.
“Masalah akses pangan tahun ini bisa menjadi kelangkaan pangan global tahun depan,” ujar dia.
"Tidak ada negara yang kebal terhadap dampak sosial dan ekonomi dari bencana seperti itu," kata Guterres.