UMY Dampingi Sesama PTMA Hadapi Tantangan 4.0
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UMY Dampingi Sesama PTMA Hadapi Tantangan 4.0. Kampus UMY. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Revolusi Industri 4.0 menuntut institusi pendidikan untuk mengadopsi kurikulum kekinian agar relevan diimplementasikan. Hal tersebut tidak sedikit membuat beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) terancam.
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Gunawan Budiyanto merasa, UMY sebagai PTMA yang memiliki akreditasi unggul turut berkontribusi mendampingi perguruan Muhammadiyah dan Aisyiyah lain. Terutama, dalam tingkatkan akreditasi.
"Puluhan PTMA sudah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) kepada UMY. UMY banyak mendampingi PTMA lain dalam akreditasi baik tingkat universitas maupun prodi," kata Gunawan dalam penandatanganan MoU UMY dan UM Gresik, Jumat (8/7/2022).
Gunawan menegaskan, terdapat tiga poin utama yang harus dan penting diperhatikan oleh rektor-rektor PTMA untuk keberlangsungan kampus. Pertama, dalam memperkuat sumber daya manusia. Kedua, meliputi pengendalian dalam proses pembelajaran.
Kemudian, jumlah pendaftar, jumlah mahasiswa lulus tepat waktu sampai kepada data mahasiswa yang bekerja 3-4 bulan pasca menjadi alumni. Sebab, ia merasa, inilah yang menjadi nyawa kampus. Ketiga, memperhatikan lembaga pembelajaran.
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Prof Sukamta, memaparkan kurikulum yang berkembang saat ini. Salah satunya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sehingga diperlukan adanya penyesuaian sistem dalam perguruan tinggi.
UMY sendiri mengikuti program MBKM Dikti. Selain itu, UMY turut memiliki MBKM mandiri yang diinisiasi UMY sendiri. Beberapa yang sedang dikembangkan antara lain kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) dan dalam penerbitan SK Rektor.
"Menyangkut biaya juga kita susun, serta software, sehingga melalui software untuk memberi gambaran kompetensi mahasiswa yang semakin komprehensif," ujar Sukamta.
Rektor UM Gresik, Eko Budi Leksono menambahkan, lini pendidikan menjadi fokus kerja sama pada tahap pertama antara UMY dan UM Gresik. Hal itu berangkat dari transmigrasi kurikulum pendidikan yang terjadi pada era revolusi industri 4.0.
Eko berharap, melalui jalinan kerja sama ini UM Gresik dapat belajar bersama UMY dan menimba banyak ilmu untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada. Terlebih, dalam sektor penjaminan mutu yang keberadaannya semakin penting hari ini.
"Karena masih ada kekurangan dan harus kami kembangkan," kata Eko.