Jumat 17 Sep 2010 07:07 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, ( Video ), Meski rencana pembakaran Quran yang dicetuskan Terry Jones pada Sabtu lalu atau tepatnya 11 September batal terlaksana, sejumlah pembakaran terhadap Quran telah terjadi. Di Washington, sejumlah kelompok konservatif Kristen merobek Quran persis di depan Gedung Putih. Di waktu bersamaan, seorang pekerja transportasi di New Jersey membakar Quran. Di Australia, seorang pengacara bahkan membakar Quran dan Injil sekaligus.
Sebelumnya, Presiden Obama sempat meminta warga AS untuk tidak mengikuti ajakan Jones. Nyatanya, Obama gagal mencegah insiden pembakaran quran. Juru Bicara Gedung Putih, Robert Gibss kepada pers mengatakan pemerintah AS tidak memiliki kekuatan apapun untuk menghentikan pembakaran Quran. Menurut dia, Gedung Putih hanya mampu memperhatikan masalah itu dapat berpengaruh buruk terhadap tentara AS di Irak dan Afganistan.
Sementara itu, di Timur Tengah, rencana pembakaran Quran mendapat kritik keras. Di Iran, Presiden Ahmadinejad bahkan mengancam AS dan Israel untuk bertanggung jawab terhadap rencana tersebut. Di Pakistan, para demonstran membakar bendera AS sebagai bentuk kemarahan terhadap rencana pembakaran Quran. Di tanah air, protes keras juga disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ide pembakaran Quran berawal dari pernyataan Pendeta gereja evangelis di Gainesville, Florida, Amerika Serikat, Terry Jones untuk memperingati sembilan tahun tragedi runtuhnya menara kembar WTC pada 11 September. Pemimpin The Dove World Outreach Center, Pendeta Terry Jones, menegaskan aksinya itu dilakukan untuk memberikan pesan khusus bagi kelompok radikal Islam sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Courtesy by Youtube