Kamis 21 Mar 2019 18:08 WIB

Memandang Efektivitas Kartu Pra-Kerja

Rasulullah pernah menyontohkan bagaimana menangani masalah pengangguran

Warga mencari informasi lowongan pekerjaan saat pembukaan bursa kerja yang diselenggarakan pemerintah daerah setempat di Convention Hall, Kediri, Jawa Timur, Selasa (24/7).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Warga mencari informasi lowongan pekerjaan saat pembukaan bursa kerja yang diselenggarakan pemerintah daerah setempat di Convention Hall, Kediri, Jawa Timur, Selasa (24/7).

Wacana tentang kartu Pra-Kerja yang dijanjikan oleh Calon Presiden nomor urut 01 telah menuai pro dan kontra. Bila terpilih nanti, Presiden Joko Widodo menyatakan akan memberikan kartu Pra-Kerja kepada anak muda yang baru lulus SMP, SMA/SMK, hingga universitas yang belum mendapatkan pekerjaan. Melalui kartu ini, penerima mendapatkan manfaat pelatihan dari pemerintah hingga pemberian insentif.

Mengapa masih banyak pengangguran di Indonesia? Salah satu yang menjadi faktor penyebab adalah rendahnya pendidikan dan keterampilan. Kebanyakan tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD dan SMP.

Baca Juga

Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan yang mereka miliki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada akhirnya, banyak para intelek pun juga menjadi pengangguran. 

Sebenarnya yang dibutuhkan pengangguran bukanlah kartu ataupun pemberian insentif yang sifatnya hanya sementara. Melainkan jaminan lapangan pekerjaan yang memadai, demi kesejahteraan kehidupan dalam jangka yang panjang.

Lebih-lebih kepada usia produktif, seperti anak muda yang baru lulus sekolah. Beberapa pengamat mengatakan bahwa, yang dibutuhkan para lulusan SMK adalah lapangan pekerjaan yang bisa diserap. Maka yang lebih penting dilakukan pemerintahan adalah mendorong penyediaan lapangan kerja formal sebanyak-banyaknya.

Terutama bagi laki-laki yang memikul tanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Karena bekerja bagi laki-laki adalah wajib. Saat ini peluang lapangan pekerjaanlah yang memang benar-benar dibutuhkan oleh para pengangguran.

Seperti pada masa Rasulullah, beliau sebagai kepala negara  mencontohkan bagaimana menangani masalah pengangguran. Rasulullah suatu ketika pernah memberikan dua dirham kepada seseorang. Kemudian beliau bersabda, "Makanlah dengan satu dirham, dan sisanya, belikan kapak, lalu gunakan kapak itu untuk bekerja!" 

Demikianlah Rasulullah mencontohkan, artinya pengangguran itu tidak hanya diberikan bantuan berupa uang saja, akan tetapi dengan memberikan pekerjaan. Oleh karena itu, janji kampanye Capres nomor urut 01 melalui kartu Pra-Kerja ini belum efektif untuk menekan angka pengangguran di Indonesia, khususnya bagi anak muda yang baru lulus sekolah. 

Pengirim: Novia Listiani, Metro, Lampung 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement