Saya pernah diminta untuk menjelaskan pendapat oleh salah satu retizen tentang cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mereka bertanya bukankah obatnya itu investasi dan ekspor?
Saya pun menanggapi, memang jika merujuk dari text book itu kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi itu adalah investasi dan ekspor. Masalahnya kebijakan pemerintah membuka keran investasi untuk infrastruktur dengan membuka banyak jalan tol, LRT dan MRT disertai kenaikan tiket masuk tol , LRT dan MRT justru jadi penghambat pertumbuhan ekonomi.
Kenapa seperti itu karena pemerintah memperlakukan infrastruktur itu sebagai proses produksi bukan sebagai pelayanan dari pemerintah pada para investor yang ingin berproduksi dengan membuka banyak pabrik padat karya.
Pemerintah seharusnya tinggal tawarkan akses pasar pada para investor ini jika mereka mau buka pabrik padat karya dan ikut patungan bangun infrastruktur. Kemudian bagaimana dengan kesalahan kebijakan yang kadung terjadi dimana tarif tol, pesawat, kapal, kereta api, MRT dan LRT mahal? Apa yang harus dilakukan?
Pertama, kita tentu berharap pemerintah bisa segera menurunkan tarif tiket transportasi darat, laut, dan udara sesegera mungkin. Solusi bagi stasiun, terminal, bandara, dan pelabuhan, yang berkurang pendapatannya bisa dengan cara menentukan tarif pemasangan iklan di stasiun, terminal, bandara, dan pelabuhan. Tentunya pasti akan banyak yang mengantri untuk memasang iklan, jika melihat load of passenger dari penumpang transportasi darat, laut, dan udara yang semakin meningkat.
Boleh saja, membuka/ menyewakan lapak di stasiun, terminal, bandara, dan pelabuhan.Tapi, kebersihan tetap yang paling utama. Stigma bahwa Indonesia penghasil sampah plastik terbesat dunia harus kita rubah...Semoga hal ini bisa bermanfaat bagi retizen, sehingga punya banyak pilihan untuk travel dan bisa hemat uang agar bisa berinvestasi ke hal yang produktif..
Hormat saya,
Pengirim: Fauzan Suhada, Lulusan S1 Teknik Mesin Universitas Indonesia tahun 2001