Selasa 06 Aug 2019 15:39 WIB

Menulis Menghidupkan Jiwa yang Mati

Menulis memberikan semangat hidup dan menghidupkan jiwa yang mati

Menulis (ilustrasi).
Foto: serc.carleton.edu
Menulis (ilustrasi).

Dalam banyak hal menulis merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Karena dengan tulisan banyak sekali ilmu-ilmu yang kita dapatkan. Tanpa kita sadari menulis adalah awal kita mulai belajar. 

Tidak bisa dipungkiri kalau kita sebenarnya sudah terbiasa menulis dari kecil. Mulai masuk TK bahkan PAUD pun sekarang sedikit banyak kita sudah diajari mencoret-coretkan pensil ke selembar kertas. Bahkan dalam perjalanannya selama kita sekolah mulai dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi pun kita tidak terlepas dengan yang namanya tulisan. 

Setiap ada tugas selama belajar selalu kita kerjakan dengan mudah tanpa bingung apa yang harus kita tuliskan meskipun terkadang jawaban kita salah. Akan tetapi kita tetap terus menulis tanpa takut dan ragu. Oleh karena itu sudah selayaknya kita pahami kalau menulis itu sebenarnya adalah aktivitas yang sudah biasa kita lakukan.

Namun mengapa ketika kita ingin membuat sebuah tulisan yang kita inginkan dan itu suatu yang bermanfaat menjadi sebuah kesulitan? Padahal selama ini di dalam tugas-tugas kuliah pun kita bisa mengerjakan, bahkan kita lulus sarjana pendidikan juga harus menyelesaikan tugas akhir yang bernama skripsi. 

Berarti memang ada yang salah pada diri kita ketika kita belum mampu untuk membuat sebuah karya tulisan. Oleh karenanya di sini saya mencoba untuk menganalisa alasan apa yang membuat kita tergerak untuk menulis.

Menulis bisa membuat pintar

Seperti yang kita pahami sebelumnya bahwa selama sekolah kita bisanya karena tulisan, ilmu yang kita dapatkan dari buku yang kita baca juga adalah sebuah tulisan. Jadi ketika kita menulis maka otak kita akan banyak berfikir untuk mengolah kata agar terbentuk suatu kalimat yang bisa kita cerna maknanya.

Hal ini memerlukan suatu pemikiran yang membuat otak kita akan terus berfikir dan senantiasa terasah. Karena ibarat pisau kalau tidak diasah maka akan tumpul. Dan otak kita pun juga sama, ketika tidak dibiasakan untuk berfikir maka juga akan mengalami kemerosotan berfikir. Makanya  dengan membiasakan diri untuk menulis maka seseorang akan menjadi pintar. Jadi tidak hanya yang membaca tulisan saja yang pintar.

Bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain 

Ketika kita sudah terbiasa menulis dan menghasilkan sebuah karya tulisan maka kita akan mendapatkan manfaat yang banyak sekali dari aktifitas menulis ini. Dengan menulis, ilmu yang  kita dapatkan akan tersampaikan dan orang lain juga akan memperoleh ilmu tersebut ketika membaca tulisan kita. Seperti dalam tulisan Nisrina Saed yang saya kutip, yaitu 10 manfaat menulis yaitu :

1) Mencegah kepikunan;

 2) Instrument perekam jejak sejarah; 

3) Instrument untuk menjaga ilmu, pendapat, pemikiran, opini, dan argument dari keraiban, dan untuk menyebarkannya secara luas.

4) Media dakwah yang sangat bermanfaat.

5) Menulis adalah media belajar.

6) Menulis akan membuat hidup produktif dan usia tidak terbuang sia-sia.

7) Menulis akan membentuk pribadi yang bijak dan santun.

8) Menulis akan menghasilkan ide-ide baru.

9) Menulis adalah salah satu media komunikasi terbaik.

10) Menulis akan melatih diri siap dikritik dan dievaluasi oleh yang lain serta melatih pemecahan sebuah masalah.

Demikian manfaat dari menulis yang sudah selayaknya bisa menjadi pertimbangan kita agar tidak ragu lagi untuk menulis.

Membuat hidup lebih hidup

Menulis bisa membuat hidup lebih hidup maksudnya bahwa dengan menulis maka seluruh tubuh kita akan terus bekerja, misalnya otak kita akan terus berfikir, jiwa kita akan senantiasa terjaga karena dengan banyak menulis ide-ide yang ada di dalam pemikiran kita akan tersalurkan melalui tulisan, sehingga badan pun akan menjadi sehat. Dengan menulis jiwa akan terus termotivasi untuk  semangat terus berkarya, berusaha untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik dari yang dituliskan sebelumnya.

Jadi sudah pasti semangat hidup bagi seseorang yang hobi menulis lebih besar dibandingkan yang lain. Apalagi kalau bagi orang Islam menulis merupakan sunnah Rassulullah saw. Para sahabat dulu senantiasa menuliskan ayat-ayat Alloh itu di pelepah-pelepah daun, kulit binatang dan sebagainya.

Sebagai amal jariyah kelak di akhirat

Kita ketahui bahwa kita bisa paham ilmu agama Islam diantaranya melalui buku atau tulisan. Dengan tulisan kita bisa berpengetahuan luas tanpa kita harus mengalaminya terlebih dahulu,  misalnya kita ingin ke suatu tempat kita bisa membaca-baca artikel terkait dengan tempat tersebut. Dan berbagai macam ilmu pengetahuan yang lain bisa kita peroleh hanya dengan tulisan.

Jadi sudah sewajarnya ketika seseorang menulis dan tulisannya dibaca oleh orang lain pasti akan terus memberikan tambahan pengetahuan bagi orang yang membaca tersebut, sehingga hal ini akan menjadikan manfaat yang terus mengalir dan bagi penulisnya akan menjadi amal jariyah meskipun penulisnya sudah meninggal.

Makanya para sahabat dan ulama-ulama terdahulu senantiasa menyebarkan ilmunya dengan banyak menulis, menghasilkan banyak karya kitab yang sangat bermanfaat bagi kemajuan umat Islam selanjutnya. Seperti perkataannya Ali bin Abi Thalib bahwa “Ikatlah Ilmu dengan menulis” dan perkataan ustadz Felix Siauw “Dan kembangkanlah ilmu dengan mengajarkannya”. Itu sangat cukup  menjadi motivasi yang luar biasa bagi kita agar kita bisa terus berazzam untuk senantiasa menulis untuk amal kita di akhirat kelak.

Demikianlah beberapa poin penting yang bisa menjadikan pijakan-pijakan kita untuk senantiasa punya semangat menulis. Semoga apa yang kita niatkan dalam diri bisa terealissikan dan bisa istiqomah seterusnya. Ingatlah hanya kehidupan akhiratlah yang abadi dan kita berusaha untuk beramal sholih melalui aksara agar kita bisa merasakan nikmatnya amalan jariyah nanti di kehidupan yang abadi. Aamiin..AllohuAkbar! 

Pengirim: Wahyuni, S. Pd, Praktisi Pendidikan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement