Kamis 14 Jul 2022 09:53 WIB

Pakar yakin tak Ada Kongkalikong dalam Investasi Telkomsel ke Goto, Ini Alasannya

Pemegang saham Singtel jadi jaminan tidak ada kongkalikong investasi Telkom ke Goto

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).  Direktur Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia Ditha Wiradiputra menilai, investasi Telkomsel di PT Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) telah melewati proses yang panjang, sehingga ia melihat tak ada aturan yang dilanggar dalam hal ini.
Foto: istimewa
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Direktur Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia Ditha Wiradiputra menilai, investasi Telkomsel di PT Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) telah melewati proses yang panjang, sehingga ia melihat tak ada aturan yang dilanggar dalam hal ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia Ditha Wiradiputra menilai, investasi Telkomsel di PT Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) telah melewati proses yang panjang, sehingga ia melihat tak ada aturan yang dilanggar dalam hal ini.

“Ada aturan enggak yang dilanggar oleh Telkomsel dalam investasi di GoTo? Kalau saya lihat ini sudah melalui proses yang panjang oleh Telkomsel dari 2018, mereka sudah berencana investasi di Gojek (ketika itu). Namun berhubung regulasi yang belum jelas pada saat itu, ini membuat Telkomsel menahan diri,” kata Ditha dalam acara talkshow “Polemik spesial "Isu investasi Telkomsel, Fakta atau Finah?".

Menurut Ditha, Telkomsel menghadapi kondisi yang membuat perusahaan itu harus bertransformasi, tak boleh menjadi penonton di pinggir lapangan, saat perusahaan telekomunikasi di dunia juga bertransformasi untuk bisa menghadapi kondisi global. Apalagi Telkomsel memiliki infrastruktur yang memadai,

“Ini yang mendorong dia (Telkomsel)  masuk ke perusahaan teknologi. Di sini (Gojek)  juga sudah masuk perusahaan multinasional raksasa. Enggak mungkin Google, Visa, Alibaba, salah taruh investasinya. Pasti sudah banyak pertimbangannya. Mereka itu perusahaan teknologi  yang punya pengalaman, kalau mereka lihat Gojek tak punya harapan enggak mungkin mereka mau taruh uangnya,” ucap Ditha.

Senada dengan Ditha, pengamat pasar modal Fendi Susiyanto mengatakan,

investasi yang dilakukan Telkomsel di GoTo adalah wajar, dan juga sudah dilakukan perusahaan telekomunikasi internasional.

Menurut dia, industri telekomunikasi global tengah mengalami perlambatan revenue. Di 2020 hanya memperoleh 3,5 persen kemudian turun di 2021 menjadi hanya 2,8 persen. Jika tidak bergerak mengubah strategi bisnisnya tak akan ada peningkatan. Sehingga dirasa perlu melakukan konvergensi bisnis telekomunikasi, digital, dan informasi teknologi (IT) menjadi satu untuk bisa melayani masyarakat.

“Ini adalah tren global, negara Jepang, Amerika latin, Korea, melakukan strattegi bisnis supaya meningkat. Telkomsel sepertinya mencari strategi partner yang nanti bisa mendukung bisnis intinya. salah satunya Gojek, yang sekarang jadi Gojek Tokopedia,” ujar Fendi.

Fendi tak melihat investasi yang dilakukan Telkomsel ke GoTo sebagai upaya kongkalikong (tidak jujur). Karena menurutnya di dalam Telkomsel ada perusahaan telekomunikasi Singapura Singtel sebagai salah satu pemegang sahamnya.

“Artinya kalau mau ambil keputusan investasi pasti sudah ambil analisis, kajian internal, visibility study, dan keputusannya bertingkat. Dari direksi putuskan kemudian ke komisaris dan pemegang saham. Ini sudah dilakukan secara wajar, jadi bukan kongkalikong. Ini investasi besar tak mungkin mereka melenceng dari penerapan good governance," kata Fandi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement