Kamis 14 Jul 2022 21:24 WIB

Petani Cabai Masih Diuntungkan oleh Kenaikan Harga di Pasaran

Namun, petani juga tak dapat mengoptimalkan pelaung emas ini akibat cuaca.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen cabai rawit merah (ilustrasi). Kenaikan harga cabai dan beberapa jenis komoditas hortikultura yang masih berlanjut di pasaran turut menguntungkan petani. Sebab, hasil produksi mereka bisa terjual dengan harga yang relatif tinggi.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Petani memanen cabai rawit merah (ilustrasi). Kenaikan harga cabai dan beberapa jenis komoditas hortikultura yang masih berlanjut di pasaran turut menguntungkan petani. Sebab, hasil produksi mereka bisa terjual dengan harga yang relatif tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kenaikan harga cabai dan beberapa jenis komoditas hortikultura yang masih berlanjut di pasaran turut menguntungkan petani. Sebab, hasil produksi mereka bisa terjual dengan harga yang relatif tinggi.

Di satu sisi, para petani juga tidak dapat mengoptimalkan kesempatan emas ini. Sebab, cuaca masih menjadi kendala bagi mereka untuk bisa meningkatkan hasil pertaniannya.

Baca Juga

Setidaknya ini diakui oleh Kirun (44 tahun) seorang petani cabai di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022) petang. Menurutnya, saat ini harga cabai rawit merah di tingkat petani mencapai Rp 80.000 per kilogram dan kalaupun turun paling di harga Rp 75.000 per kilogram.

"Tetapi rata- rata harga cabai rawit merah di tingkat petani masih stabil di angka Rp 80.000 per kilogram," kata Kirun, melalui sambungan telepon.

Bagi para petani, situasi ini sangat menguntungkan karena mereka dapat mengoptimalkan hasil panen. Bahkan hasil penjualan komoditas cabai juga bisa menutup biaya produksi tanaman lainnya.

Sebab pada kondisi normal atau saat cabai rawit melimpah, harga di tingkat petani hanya berkisar Rp 28.000 hingga maksimal Rp 35.000 per kilogram.

Hanya saja petani tidak dapat memasok hasil panen lebih banyak karena cuaca hingga saat ini memang tidak dapat diprediksi. Petani juga tidak mau berspekulasi karena cuaca ekstrem juga masih berpotensi terjadi.

Terlebih tanaman cabai juga kurang maksimal jika curah hujan masih cukup tinggi, seperti di wilayah Kabupaten Semarang. Terkadang cuaca ekstrem bisa menggagalkan hasil panen tanaman cabai.

Namun secara umum, petani tetap diuntungkan oleh kenaikan harga cabai di pasaran. "Paling tidak biaya produksi bisa tertutup dan petani masih bisa menikmati sisa hasil penjualan setelah dikurangi biaya produksi," ungkap Kirun.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement