Senin 18 Jul 2022 06:10 WIB

Terus Dikawal GPK, Jateng Bukan Lagi Momok Bagi Dakwah Ustadz Abdul Somad

UAS sukses bertausiah di Semarang, Purworejo, Brebes, dan Sukoharjo, meski sempat ditolak di Purworejo.

Rep: Erik PP/ Red: Partner
Dakwah Ustadz Abdul Somad (UAS)
Dakwah Ustadz Abdul Somad (UAS)

Anggota PW GPK Jateng yang mengawal ceramah<a href= UAS di beberapa daerah di Jateng." />
Anggota PW GPK Jateng yang mengawal ceramah UAS di beberapa daerah di Jateng.

JAKARTA -- Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ka'bah Jawa Tengah (PW GPK Jateng) bersyukur umat Islam Jateng memberikan sambutan luar biasa kepada Ustadz Abdul Somad. Bahkan, warga bisa juga dibilang memberikan karpet merah kepada UAS suntuk berdakwah di Jawa Tengah.

"Dengan ini, GPK Jateng mengucapkan marhaban kepada Ustadz Abdul Somad atas diterimanya kegiatan dakwah di Jateng," kata Ketua GPK Jateng Muhammad Mustafid ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin (18/7/2022).

Hal itu bisa dilihat dari kelancaran dan kesuksesan dakwah UAS di beberapa titik di Jateng selama pekan kemarin. Pasalnya, di setiap titik UAS berceramah, lokasi tersebut selalu tumpah ruah dihadiri ribuan jamaah. Bahkan, kapasitas tempat pengajian sering tidak mampu menampung kehadiran jamaah yang datang.

Belajar dari banyak kejadian ini, dapat disimpulkan bahwa antusiasme umat Islam yang menerima kehadiran UAS jauh lebih besar daripada yang sering menolak kedatangan UAS. Dalam safari dakwah pertengahan Juli 2022, Mustafid mencatat, UAS sukses bertausiah di Semarang, Purworejo, Brebes, dan Sukoharjo.

"Hanya di Purworejo yang sempat dikabarkan ada penolakan, itu pun hanya berupa spanduk yang dipasang orang tidak jelas. Sehingga mengakibatkan pengajian di Masjid Al Izhar Kutoarjo Purworejo dibatalkan," ujar Mustafid.

Tetapi, sambung dia, alhamdulilah acara bisa diganti kegiatan di Ponpes Al Ansory yang dihelat secara mendadak. Atas izin Allah SWT, menurut Mustafid, kegiatan pengajian tetap sukses dan pengunjung membludak. Begitu juga keseluruhan acara di Jateng berhasil sukses.

"Sehingga apabila kedepannya masih ada yang segelintir orang yang menolak dakwah UAS, tidak perlu dirisaukan. Karena kalau dituruti penolakannya, hanya menimbulkan kekecewaan umat yang menantikan dakwahnya padahal jumlahnya jauh lebih banyak," kata Mustafid.

Dia menegaskan, beberapa penolakan yang terjadi sekarang maupun dengan tahun sebelumnya, bisa jadi muncul dari sekelompok orang yang terpengaruh propaganda Islamofobia. Mustafid meyakini, masyarakat yang menerima kedatangan UAS lebih besar jumlahnya daripada yang menolak, itu pun secara sembunyi-sembunyi berdasarkan modal memasang spanduk. Dia menegaskan, PW GPK siap mengawal dakwah UAS selama di Jateng dan berhadapan dengan pihak penolak.

"Insya Allah ke depan Jawa Tengah akan ramah terhadap para pendakwah terlebih kepada UAS yang notabene memliki pemahaman dan aliran yang sama dengan mayoritas Umat Islam Jawa Tengah, yakni faham ahlussunah wal jamaah. GPK Jateng juga siap mengawal dan menjaga UAS untuk berdakwah kapanpun dan di mana pun di Jawa Tengah," kata Mustafid.

Sementara itu, UAS ketika bertausiah di Ponpes Al Ansory Purworejo sembuat membuat joke ketika dikawal GPK. Dia mengaku, kaget ketika dalam remang-remang banyak pemuda memakai seragam GPK. UAS menyangka yang mengawalnya adalah gerakan pengacau keamanan (GPK), sehingga ia dituduh sekelompok orang sebagai ulama radikal.

"GPK, wah pantas saya dibilang radikal. GPK gerakan pengacau keamanan. Setelah terang baru kelihatan ternyata Gerakan Pemuda Ka'bah. Allahu akbar," ucap UAS yang disambut takbir hadirin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement