Selasa 19 Jul 2022 13:03 WIB

Kesaksian Dokter yang Tangani Shinzo Abe Setelah Ditembak

Saat tiba, wajah Abe sangat pucat dan upaya membuatnya bertahan hidup sangat kecil.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Foto mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dipajang di area peringatan dekat lokasi di mana Abe ditembak mati di Nara, Jepang barat Jumat, 15 Juli 2022. Banyak orang berduka atas kematian Abe di lokasi di mana dia ditembak mati. selama pidato kampanye seminggu yang lalu Jumat, mengejutkan sebuah negara yang dikenal dengan tingkat kejahatan yang rendah dan kontrol senjata yang ketat.
Foto: Kyodo News via AP
Foto mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dipajang di area peringatan dekat lokasi di mana Abe ditembak mati di Nara, Jepang barat Jumat, 15 Juli 2022. Banyak orang berduka atas kematian Abe di lokasi di mana dia ditembak mati. selama pidato kampanye seminggu yang lalu Jumat, mengejutkan sebuah negara yang dikenal dengan tingkat kejahatan yang rendah dan kontrol senjata yang ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Shingo Nakaoka menatap wajah mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang pucat setelah ditembak oleh seorang pria bersenjata pada 8 Juli lalu. Dokter berusia 64 tahun itu mengetahui bahwa, upaya untuk membuat Abe bertahan hidup sangat kecil. 

Nakaoka bergegas ke lokasi kejadian dari klinik terdekatnya dalam beberapa menit setelah penembakan Abe. Ketika itu, dia melihat wajah Abe sudah sangat pucat. 

Baca Juga

"Yang langsung mengejutkan saya adalah betapa pucat wajahnya," kata Nakaoka kepada Reuters melalui telepon beberapa hari setelah pembunuhan itu.  

"Ketika kami memijat jantungnya, tubuhnya tidak berkedut. Dia hampir tidak sadar dan dia sangat pucat, saya langsung tahu dia dalam bahaya kritis," ujar Nakaoka menambahkan.

photo
Petugas Polisi Nara mengarahkan pejalan kaki dan lalu lintas di dekat tempat kejadian, belakang kiri, di mana mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak saat menyampaikan pidatonya untuk mendukung kandidat Partai Demokrat Liberal selama kampanye pemilihan di Nara, Jumat, 8 Juli 2022. Mantan Jepang Perdana Menteri Abe, seorang tokoh konservatif yang memecah belah dan salah satu tokoh paling kuat dan berpengaruh di negaranya, tewas setelah ditembak dalam pidato kampanye Jumat, 8 Juli 2022, di Jepang barat, kata pejabat rumah sakit. - (AP/Hiro Komae)

Dengan ditemani tiga perawat, Nakaoka berlari menuruni tiga anak tangga menuju ke tempat kejadian. Seseorang yang tampaknya dari rombongan Abe segera menyerahkannya sebuah defibrillator eksternal otomatis (AED), tetapi tidak menyala. 

Kemudian salah satu dari tiga perawat yang menemani Nakaoka berlari kembali ke klinik untuk mengambil alat lainnya. Nakaoka kemudian menghubungkan AED ke tubuh Abe. 

"AED menyatakan bahwa, 'tidak sesuai'. Itu bisa terjadi ketika jantung berdetak normal, atau tidak sama sekali," ujar Nakaoka.

Tak ada jalan lain, Nakaoka bergantian dengan perawatnya untuk memompa jantung Abe secara manual. Tetapi karena Abe terlalu kehilangan banyak darah, maka hanya ada sedikit kesempatan untuk resusitasi di tempat kejadian.

"Saat itu, saya sangat putus asa. Dia (Abe) tidak memberikan tanggapan," kata Nakaoka.

Juru bicara pemadam kebakaran Kota Nara mengatakan, ambulans tiba di lokasi kejadian pada pukul 11.41 waktu setempat, atau sekitar 11 menit setelah Abe ditembak. Nakaoka berpendapat ambulans datang terlalu lama karena Abe harus segera dilarikan ke rumah sakit besar untuk menerima perawatan.

"Rasanya sangat lama. Dia (Abe) harus segera pergi ke pusat medis besar, untuk menghentikan pendarahannya," kata Nakaoka.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement