Rabu 20 Jul 2022 18:49 WIB

Kasus Covid-19 Meningkat, Dinkes Tasikmalaya : Masih Belum Puncak

Terdapat lebih dari 30 penambahan kasus Covid-19 di daerahnya dalam sepekan terakhir.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Polisi menggelar vaksinasi Covid-19 di Polres Tasikmalaya, Selasa (19/7/2022).
Foto: Dok. Polres Tasikmalaya
Polisi menggelar vaksinasi Covid-19 di Polres Tasikmalaya, Selasa (19/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya mulai mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) per 18 Juli 2022, Kota Tasikmalaya menjadi salah satu dari 10 daerah dengan penambahan kasus terbanyak dalam periode 11-17 Juli.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, terdapat lebih dari 30 penambahan kasus Covid-19 di daerahnya dalam sepekan terakhir. Angka penambahan kasus itu diprediksi masih akan terus meningkat."Kalau mencapai puncak, saya kira belum. Karena penambahan kasus secara nasional juga masih terus merangkak naik," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, puncak lonjakan Covid-19 di Kota Tasikmalaya biasanya akan terjadi ketika penambahan kasus secara nasional mulai melandai. Diperkirakan, puncak lonjakan kasus di daerah itu akan terjadi pada akhir Agustus 2022.

"Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kita itu akan memasuki puncak ketika kasus secara nasional sudah mulai menurun. Biasanya seperti itu pergerakannya," kata dia.

Data Dinkes Kota Tasikmalaya mencatat, saat ini terdapat 56 kasus aktif di daerah itu. Dalam sehari terkahir, terdapat penambahan sebanyak empat kasus baru.

Asep mengatakan, penambahan kasus di Kota Tasikmalaya merupakan dari hasil penelusuran (tracing) kontak erat pasien positif. Selain itu, penambahan juga terjadi lantaran terdapat sejumlah warga yang dinyatakan positif ketika melakukan skrining saat mau ke luar kota. Terakhir, terdapat beberapa pasien yang dinyatakan positif ketika berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

"Saat ini yang dirawat terakhir ada satu orang. Namun saya belum lihat data terbarunya. Itu yang dirawat bukan karena Covid-19, melainkan karena penyakit bawaan, sehingga harus dirawat," kata dia.

Dengan sedikitnya pasien Covid-19 yang dirawat, Asep menilai, ketersediaan ruang isolasi masih aman. Apalagi, menurut dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyampaikan bahwa gejala dalam lonjakan kasus kali ini akan ringan. Terjadinya gejala berat hanya akan berpotensi kepada orang yang belum divaksin, lansia, dan yang memiliki komorbid.

Karena itu, Dinkes Kota Tasikmalaya terus melakukan upaya vaksinasi Covid-19. Antusias masyarakat untuk menjalani vaksinasi juga kembali meningkat seiring dengan aturan baru perjalanan dalam negeri yang ditetapkan pemerintah pusat."Karena dengan diberlakukan booster sebagai prasyarat perjalanan, permintaan untuk vaksinasi luar biasa," ujar dia.

Ia menyebutkan, dalam sepekan terkahir, jumlah sasaran yang divaksin bisa mencapai 3.000 orang. Padahal, pada pekan-pekan sebelumnya, jumlah sasaran yang divaksin tak sampai 1.000 orang dalam sepekan."Sekarang sudah tiga kali lipat," kata Asep.

Berdasarkan data per 20 Juli 2022, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kota Tasikmalaya 102,61 persen. Sementara cakupan vaksinasi dosis kedua telah mencapai 81,65 persen. Sedangkan cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster mencapai 37,30 persen.

Ia juga tetap mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) berupa 5M, yaitu mencuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Selain itu, vaksinasi juga harus dilengkapi."Yang paling penting, kalau bergejala batuk pilek segera lakukan tes di puskesmas atau klinik sebagai langkah antisipasi," ujar dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement