OLEH ASMA NADIA
Ketika menyaksikan adegan perundungan di seri televisi atau film, kadang saya merasa tayangan itu melebih-lebihkan konflik serta penggambaran visual demi menaikkan rating. Ada anak SMA mencemooh, merundung temannya yang difabel misalnya, atau mendiskriminasi siswa yang dianggap superkuper dengan bentuk-bentuk pelecehan hebat. “Mengada-ada,” pikir saya. Jika tayangan itu berasal dari luar,...
Berita Lainnya