REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok pakar kesehatan reproduksi kembali menyoroti bahaya yang menghantui anak perempuan bila melahirkan di usia sangat muda. Peringatan ini mereka sampaikan sebagai respons atas hukum yang dinilai belum berpihak pada kesehatan reproduksi anak di Amerika Serikat.
Salah satu di antaranya adalah masalah hukum yang menjerat seorang dokter di Indiana karena melakukan prosedur aborsi pada anak perempuan korban pemerkosaan yang masih berusia 10 tahun. Anak perempuan asal Ohio tersebut mendatangi Dr Caitlin Bernard di Indiana untuk menjalani aborsi atas rujukan seorang dokter yang memiliki kepakaran dalam kasus kekerasan anak.
Aborsi dilakukan saat kehamilan anak perempuan tersebut berusia enam pekan dan tiga hari. Dr Bernard terjerat masalah hukum karena berdasarkan aturan di Ohio, aborsi merupakan tindakan yang ilegal untuk dilakukan bila usia kehamilan calon ibu sudah di atas enam pekan. Tak ada pengecualian bagi pemerkosaan atau hubungan sedarah.
"Bila Dr Bernard gagal mengajukan laporan yang diperlukan tepat waktu, dia telah melakukan pelanggaran," jelas jaksa agung di Indiana, Todd Rokita, seperti dilansir Insider, Kamis (28/7/2022)
Sebagai respons atas kasus ini, sekelompok ahli ginekologi mengungkapkan bahwa perempuan yang melahirkan saat berusia di bawah usia 15 tahun bisa menghadapi beberapa risiko mematikan. Sebagian di antaranya adalah proses melahirkan yang membutuhkan waktu berhari-hari, preeklampsia, eklampsia, infeksi kronis, dan penyakit peradangan panggul.
Tak hanya proses melahirkan yang dapat membawa konsekuensi mematikan bagi remaja perempuan. Kehamilan juga menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada anak perempuan berusia 15-19 tahun.
Ironisnya, kasus kelahiran remaja di bawah masih cukup banyak ditemui. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 770 ribu anak perempuan berusia di bawah 15 tahun yang melahirkan setiap tahunnya.
American College and Obstetricians and Gynecologists mengungkapkan bahwa kehamilan paling aman terjadi setelah seseorang melewati usia remaja. Di bawah usia tersebut, kehamilan bisa membawa risiko karena panggul anak perempuan masih belum berkembang dengan sempurna. Panggul mereka masih terlalu kecil untuk bisa melahirkan lewat vagina, meski janin dalam kandungan mereka juga berukuran kecil.
Kondisi tersebut bisa membuat proses melahirkan berlangsung sangat panjang, hingga lima hari. Ahli ginekologi Dr Shershah Syed mengungkapkan bahwa kondisi tersebut biasanya akan diikuti dengan kematian bayi.
Tak hanya itu, selama periode melahirkan yang panjang ini, janin juga akan menekan kandung kemih dan uretra sang ibu. Penekanan ini akan memicu terjadinya penyakit peradangan panggul atau pecahnya jaringan di antara vagina, kandung kemih, dan rektum.