REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan keberhasilan penurunan rasio utang BUMN dari 39 persen pada 2020 menjadi 35 persen pada 2021 bukan karena Kementerian BUMN semata. Erick menyebut pencapaian ini tak lepas dari langkah transformasi menyeluruh yang dilakukan dengan hasil akhir sebagai indikator utama. Bagi Erick, transformasi harus menunjukan hasilnya karena BUMN mempunyai tanggung jawab besar bagi perekonomian bangsa.
"Jadi tidak cuma wacana, kalau wacana sudah terlalu sering. Memang kesulitan semua pemimpin bagaimana bisa mengimplementasikan dan tepat waktu. Hal itu perlu tim, bukan kerja individu," ujar Erick saat dalam program CNN bertajuk "Upaya Erick Thohir Wujudkan BUMN Sehat" di Jakarta, Jumat (29/7).
Oleh karena itu, Erick mengatakan selalu ada dukungan dari kementerian lain, pemda, BUMN, dan kita masyarakat pada setiap keberhasilan yang dicapai Kementerian BUMN. Terkait utang, Erick menilai persepsi utang BUMN kerap mendapat konotasi negatif. Padahal, Erick menekankan perbedaan antara utang produktif dan utang konsumtif, bahkan yang menjurus koruptif.
Dalam sektor usaha, utang merupakan hal yang tak bisa dipisahkan. Erick mengambil contoh bagaimana BUMN melalui holding ultramikro hadir memberikan pembiayaan kepada para ibu-ibu PNM Mekaar. Tak hanya sekadar memberikan pinjaman, BUMN pun secara intens memberikan pendampingan agar usaha ibu-ibu bisa naik kelas.
"Saya juga ingin memastikan utang-utang yang ada di BUMN itu utang produktif atau koruptif, kalau koruptif ya kita pasti lakukan yang namanya bersih-bersih karena ini tanggung jawab, BUMN ini tentu harus berikan kontribusi sebesar-besarnya beri buat negara dan dipakai buat program rakyat," ucap Erick.
Erick mengaku tak mempersalahkan utang produktif. Menurut Erick, dalam dunia usaha acapkali jumlah utang memang jauh lebih besar daripada modal dengan persentase 70 persen berbanding 30 persen.
"Kalau kita lihat utang BUMN 39 persen itu dari utang melawan modal yang sudah diberikan atau diinvestasikan, jadi sehat, tetapi cukup, tidak, makanya kita turunkan jadi 35 persen, apalagi sesuai standar diminta banyak lembaga internasional kalau bjsa utang BUMN maksimal di 45 persen, ini yang terus kita jaga," kata Erick menambahkan.