Senin 01 Aug 2022 16:44 WIB

Semester I 2022, Laba Bersih PP Presisi Tumbuh 33 Persen

Pendapatan konsolidasian PP Presisi naik signifikan 41,8 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
PT PP Presisi Tbk
Foto: pp-presisi.co.id
PT PP Presisi Tbk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan kinerja cemerlang sepanjang semester tahun ini. Pendapatan konsolidasian PP Presisi naik signifikan 41,8 persen dari Rp 1,2 triliun pada paruh pertama 2021 menjadi Rp 1,7 triliun pada periode yang sama 2022. 

Seiring meningkatnya pendapatan, laba bersih konsolidasian PP Presisi untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022 juga meningkat 33 persen menjadi Rp 89,9 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih konsolidasian PP Presisi tercatat sebesar Rp 67,6 miliar.

Baca Juga

Pendapatan dari sektor konstruksi dan jasa pertambangan memegang peranan terbesar di dalam peningkatan total pendapatan tersebut. Rinciannya, sektor konstruksi menyumbang 65 persen dan jasa pertambangan 26 persen. Sisanya 9 persen berasal dari lini bisnis supporting seperti structure work, production plant dan rental equipment

"Pendapatan civil work dan mining services meningkat 53 persen year on year (yoy) dari Rp 983 miliar menjadi Rp 1,5 triliun," ujar Direktur Keuangan, Manrisk & Legal PT PP Presisi Tbk., M Arif Iswahyudi, Senin (1/8/2022). 

Arif menjelaskan, peningkatan pendapatan itu berasal dari proyek-proyek infrastruktur dan jasa pertambangan yaitu Proyek Weda Bay Nickel, Proyek Morowali, Proyek MHU dan Jalan Hauling HPJ, serta proyek infrastruktur seperti Proyek Tol Cinere Kukusan, Indrapura Kisaran, Proyek Revitalisasi Bandara Halim, Proyek BI Karawang, dan Proyek Bandara Sentani.

Sementara segmen usaha jasa pertambangan berkontribusi Rp 449 miliar atau 26 persen dari total pendapatan di semester pertama 2022. Menurut Arif, pencapaian ini menambah optimisme dan kepercayaan diri Perseroan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. 

PP Presisi juga membukukan laba joint venture atas proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri yang berasal dari entitas anak, LMA sebagai kontraktor utama sekaligus menjadi pemimpin konsorsium sebesar Rp 19,1 miliar pada kuartal kedua ini.

Posisi keuangan PP Presisi juga mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan total aset sebesar 11,2 persen dari Rp 7,02 triliun per 31 Desember 2022 menjadi Rp 7,81 triliun per 30 Juni 2022. Total ekuitas juga meningkat 2,4 persem dari Rp 2,97 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp 3,05 triliun per 30 Juni 2022 seiring dengan peningkatan laba bersih Perseroan. 

Rasio likuiditas mengalami peningkatan seperti current ratio naik dari 1,18 menjadi 1,27, acid test ratio juga mengalami peningkatan dari 1,15 menjadi 1,23, sedangkan rasio profitabilitas seperti ROA naik 10,1 persen dari 2,09 persen pada semester I 2021 menjadi 2,30 persen pada semester I 2022. ROE juga meningkat 19,6 persen dari 4,93 persen menjadi 5,89 persen.

"Perolehan kontrak baru yang didapat selama semester pertama 2022 sebesar Rp 2,7 triliun atau telah mencapai 47 persen dari target 2022 sebesar Rp 5,9 triliun," kata Arif.

Peningkatan kinerja maupun perolehan kontrak baru pada segmen usaha jasa pertambangan, diharapkan dapat terus meningkat pada kuartal berikutnya dan menjadi sumber recurring income yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan. 

"Dengan kinerja keuangan semester pertama 2022, dan kenaikan laba bersih serta arus kas dari operasi (operating cash flow) yang positif, kami berkeyakinan PPRE akan bertumbuh secara berkelanjutan", tutup Arif.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement