Selasa 02 Aug 2022 05:38 WIB

Pemprov Jabar Targetkan 3,4 Juta Balita Diimunisasi Campak Rubella

Investasi bukan emas atau rumah saja, anak sehat cerdas itu juga investasi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin measles rubella kepada siswa SD kelas 1 (ilustrasi).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin measles rubella kepada siswa SD kelas 1 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), Dewi Sartika menargetkan, sekitar 3,4 juta balita mendapatkan imunisasi campak rubella selama pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 pada Agustus ini.

"Untuk Imunisasi Kejar menargetkan 4,09 juta balita dan imunisasi dasar ada enam daerah jadi prioritas, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bogor, dan Kota Bandung. Sementara untuk Imunisasi Kejar ada 17 kota/kabupaten yang menjadi prioritas tinggi dan 10 masuk prioritas medium," kata Dewi di Kota Bandung, Senin (1/8/2022).

Pemprov Jabar mengajak orang tua yang memiliki balita untuk berpartisipasi dan memanfaatkan momentum BIAN 2022 selama bulan ini. Pemprov menyediakan vaksin campak rubella untuk anak usia 9-59 bulan dan 12-59 bulan untuk mendapatkan imunisasi kejar (OPV/polio tetes), IPV (polio injeksi), dan pentabio (DPT-HB-Hib).

Imunisasi dasar dan imunisasi kejar tersebut dapat diperoleh di rumah sakit, puskesmas, sekolah, pesantren, PAUD, dan kelompok bermain di 27 kota/kabupaten di Jabar. "Kami harap capaiannya bisa seperti tahun 2017, ketika capaian imunisasi saat itu mencapai 95 persen," ujar Dewi.

Menurut Dewi, sejumlah upaya dilakukan oleh Pemprov Jabar mulai dari sosialisasi yang telah dilaksanakan sejak tiga bulan lalu menggunakan segala platform. Meski begitu, kesuksesan BIAN tidak bisa dicapai oleh pemerintah sendirian. Dengan skema pentahelix, sambung dia, dengan melibatkan akademisi, pengusaha, komunitas, dan media didorong untuk menyukseskan BIAN 2022.

"Kami kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, mulai dari persiapan untuk imunisasi. Kemudian, dengan swasta, komunitas kabupaten/kota, PKK, karang taruna, dan pramuka," kata Dewi.

Tak hanya itu, pihaknya dengan pemerintah daerah (pemda) bekerja sama dalam mempersiapkan sarana dan prasarana. Pemerintah juga berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jabar. Dewi mengatakan, sosialisasi terus digencarkan terutama untuk menangkal atau mengantisipasi adanya hoaks terkait imunisasi di tengah masyarakat.

Dewi berpesan vaksin yang diberikan pada BIAN 2020 aman dan halal. Sehingga jangan ada keraguan orang tua untuk mengantarkan anaknya ke tempat imunisasi. Jadikan imunisasi pada anak sebagai investasi untuk anak. "Investasi bukan emas atau rumah saja. Anak yang luar biasa, anak jadi sehat cerdas itu juga investasi. Anak sehat jadi generasi penerus dan mandiri," kata Dewi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement