Sabtu 06 Aug 2022 00:58 WIB

Studi: Energi Ekosistem Gojek Pacu Pemulihan Ekonomi

Studi menunjukkan empat dari 5 UMKM mitra Gojek percaya Gofood dorong penjualan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mitra layanan ojek daring Gojek menunggu penumpang di di penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta. Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sektor transportasi hingga usaha bisnis UMKM terkena imbas karena pembatasan aktivitas. Meskipun begitu, Gojek melalui ekosistemnya mampu menjadi salah satu energi untuk memacu pemulihan ekonomi.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mitra layanan ojek daring Gojek menunggu penumpang di di penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta. Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sektor transportasi hingga usaha bisnis UMKM terkena imbas karena pembatasan aktivitas. Meskipun begitu, Gojek melalui ekosistemnya mampu menjadi salah satu energi untuk memacu pemulihan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sektor transportasi hingga usaha bisnis UMKM terkena imbas karena pembatasan aktivitas. Meskipun begitu, Gojek melalui ekosistemnya mampu menjadi salah satu energi untuk memacu pemulihan ekonomi. 

Dalam studi yang dilakukan Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), terlihat ekosistem Gojek mampu membuat mitranya tetap tangguh saat terdampak pandemi. “Jika dilihat, pengemudi Gojek mengalami peningkatan pendapatan sebesar 24 persen pada 2021 dibandingkan 2020 untuk pengemudi GoRide dan pendapatan pengemudi GoCar tumbuh 18 persen,” kata Wakil Kepala Lembaga  LDFEB UI Paksi CK Walandouw dalam webinar Gojek, Kamis (4/8/2022). 

Tak hanya itu, Paksi menjelaskan studi yang dilakukan juga menujukan empat dari lima mitra UMKM percaya GoFood mendorong pertumbuhan usaha. Sementara satu dari tiga mitra GoFood adalah pengusaha pemula yang langsung berjualan secara daring. 

Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh mitra Gojek yang ada di dalam ekosistem GoFood. “Sebanyak 66 persen mitra UMKM GoFood secara rata-rata pendapatannya naik pada 2021 dibandingkan 2020,” ucap Paksi. 

Tren mobilitas pada 2022 pun saat ini makin terlihat membaik. Pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan mulai dilakukan seiring dengan penanganan kasus Covid-19 yang terus membaik. 

Senior Vice President Corporate Affairs Gojek Rubi W Purnomo mengungkapkan saat ini aktivitas berangsur normal. Kondisi tersebut menurut Rubi membuat waktu semakin berharga dan ekosistem Gojek mampu memberikan manfaat tersendiri. 

Dari penggunaan transportasi yang ada di dalam ekosistem Gojek, Rubi mengatakan tren mobilitas di gedung perkantoran naik 48 persen. Sementara di pusat perbelanjaan naik 61 persen dan untuk lalu lintas  antarhub transportasi publik juga naik 77 persen. 

“Dengan bertambah aktivitas tersebut membuat waktu makin berharga. Masyarakat membutuhkan layanan tepat waktu dan Gojek meluncurkan latanan ontime,” tutur Rubi. 

Dengan melihat kebutuhan yang ada pasa masa pemulihan pascapandemi saat ini, Rubi mengatakan Gojek memberikan layanan voucher jaminan tepat waktu. Dengan begitu, pengguna transportasi di dalam ekosistem Gojek bisa melakukan estimasi penjemputan dan perjalanan aman. 

Rubi menambahkan, Gojek juga saat ini sudah memiliki payanan Go Transit yang memberikan kemudahan membeli tiket kereta rel kistrik (KRL) melalui aplikasi Gojek. “Fitur Go Transit membuat perjalanan makin efisien dan terintegrasi bahkan ada pemilihan rute terbaik,” ungkap Rubi. 

Sejumlah fitur disediakan untuk memberikan manfaat yang dibutuhkan pengguna dan mitra Gojek melalui ekosistemnya. Kesesuaian dengan perkembangan zaman pascapandemi membuat mitra dan pengguna Gojek mampu beradaptasi sehingga pemulihan ekonomi kian terwujud.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement