Senin 08 Aug 2022 21:53 WIB

Cara Kenalkan Literasi Keuangan pada Anak

Literasi keuangan pada anak tidak hanya mencakup pengenalan akan nilai uang.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Anak belajar menabung. Mengajarkan anak mengelola secara bijak penting agar mereka bisa mempersiapkan masa depan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak belajar menabung. Mengajarkan anak mengelola secara bijak penting agar mereka bisa mempersiapkan masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Edukasi finansial melalui kebiasaan menabung dapat menjadi salah satu bentuk pembinaan positif bagi anak-anak. VP Head of Marketing & Branding and Digital Channel Astra Life, Windy Riswantyo, mengatakan literasi keuangan pada anak tidak hanya mencakup pengenalan akan nilai uang, tetapi bagaimana mengelola secara bijak agar mereka bisa mempersiapkan masa depan.

"Kami mendukung upaya peningkatan literasi keuangan bagi anak untuk menciptakan generasi masa depan yang memiliki pengetahuan dan ketahanan finansial," kata Windy dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (8/8/2022).

Baca Juga

Berikut empat cara dan manfaat literasi keuangan sejak dini pada anak:

Berikan pemahaman akan nilai uang untuk cegah kebiasaan boros

Setiap anak perlu diajarkan bahwa uang tidak didapatkan begitu saja.  Untuk mendapatkannya, perlu dilakukan sebuah usaha terlebih dahulu, misalnya dengan bekerja yang memerlukan pikiran, tenaga, dan waktu.

Anak-anak akan lebih mudah mengerti akan nilai uang saat mereka juga mengerti usaha yang perlu dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini juga bisa mencegah kebiasaan boros pada anak. Cobalah mulai menanamkan kebiasaan menabung secara sederhana dengan celengan.

Ajak mengatur dan mengalokasikan uang untuk melatih kemampuan pengelolaan

Mengajak anak mengatur dan mengalokasikan uang, misalnya dengan uang jajan, dapat melatih kemampuan pengelolaan yang juga bisa bermanfaat untuk berbagai aspek kehidupan lainnya. Selain itu, kemampuan pengelolaan dan alokasi juga bisa bermanfaat untuk mengajarkan tentang pentingnya menentukan skala prioritas dari sumber keuangan yang terbatas.

Mengenal berbagai kebutuhan untuk membedakan level urgensinya

Para orang tua dapat memberikan edukasi terkait kebutuhan primer, sekunder, dan tersier disertai dengan contoh sederhana. Cara itu dilakukan agar anak bisa membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan keinginan, sekaligus menentukan tujuan finansial realistis.

Perlu diingat, peran orang tua juga sangat diperlukan untuk memberikan contoh akan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu, sehingga anak-anak dapat memahami secara lebih mudah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement