Selasa 09 Aug 2022 09:52 WIB

Finlandia Desak Uni Eropa Larang Turis Rusia Masuk

Finlandia desak Uni Eropa memberlakukan larangan masuk bagi turis Rusia

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mendesak anggota Uni Eropa memberlakukan larangan masuk bagi turis Rusia ke negara mereka.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mendesak anggota Uni Eropa memberlakukan larangan masuk bagi turis Rusia ke negara mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI – Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mendesak anggota Uni Eropa memberlakukan larangan masuk bagi turis Rusia ke negara mereka. Hal itu sebagai sanksi tambahan atas keputusan Moskow menginvasi Ukraina.

“Tidak benar bahwa pada saat yang sama ketika Rusia mengobarkan perang agresi yang agresif dan brutal di Eropa, warga Rusia dapat menjalani kehidupan normal, bepergian di Eropa, menjadi turis. Itu tidak benar," kata Marin kepada lembaga penyiaran Finlandia, YLE, Senin (8/8/2022).

Baca Juga

Marin berharap negara anggota Uni Eropa akan mengambil sikap dan keputusan bersama atas isu tersebut. "Saya percaya bahwa dalam pertemuan Dewan Eropa di masa depan, isu ini akan muncul lebih kuat. Posisi pribadi saya adalah bahwa pariwisata harus dibatasi," ucapnya.

Perbatasan Finlandia-Rusia telah dibuka kembali untuk pariwisata bulan lalu. Hal itu diambil setelah kedua negara mencabut langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Saat ini Uni Eropa sudah menjatuhkan enam paket sanksi terhadap Moskow sejak mereka menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.

Sanksi tersebut termasuk pelarangan impor minyak dan batu bara serta ekspor barang-barang mewah. Perhimpunan Benua Biru bersama Amerika Serikat (AS) dan Inggris juga mendepak Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT. Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.

SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi. Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat. Karena dengan sanksi itu, Moskow menjadi lebih terisolasi secara ekonomi dibandingkan sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement