REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Betapa pentingnya menjaga keikhlasan dalam berbuat kebajikan. Jangan sampai amalan sia-sia karena niat tidak lagi teguh untuk Allah SWT semata.
Kisah yang dinukilkan dari kitab Sa’atan Sa’atan karya Syekh Mahmud Al-Mishri berikut menjelaskan tentang pentingnya keikhlasan dan ancaman godaan duniawi .
Pada zaman dahulu, ada sebatang pohon yang tumbuh besar dan kokoh. Usianya telah melewati 100 tahun.
Sayangnya, penduduk setempat justru menjadikannya ajang perbuatan syirik. Awalnya, pemuka lokal sekadar mengizinkan berdirinya patung-patung di dekat pohon raksasa itu.
Lama-kelamaan, masyarakat kian permisif terhadap praktik pemujaan. Bahkan, pada akhirnya pohon itu sendiri yang disembah orang-orang. Kebiasaan sesat itu akhirnya tenar hingga ke luar daerah.
Dari kalangan Bani Israil, terdapat seorang pemuda yang beriman dan rajin beribadah. Begitu mendengar kabar tentang pohon yang menjadi pusat kemusyrikan itu, sang lelaki langsung mengambil kapaknya. Dia segera pergi ke daerah tersebut guna menebang pohon besar itu.
Sesampainya di daerah tujuan, pria mukmin itu diadang seorang lelaki yang kurus kering. Allah SWT memberikan ilham kepada hamba- Nya yang sedang membawa kapak itu. Alhasil, dia dapat mengetahui bahwa si pengadang tersebut tidak lain adalah iblis yang berwujud manusia.
Iblis berkata kepadanya, “Kau mau apa dengan kapak itu? Aku datang ke sini dengan satu tujuan. Akan kutebang pohon yang menjadi sumber kemusyrikan ini!” ujar sang ahli ibadah.
“Kau tidak akan bisa melakukannya sebelum menghadapi aku terlebih dahulu,” ujar iblis sembari memasang kuda-kuda. Seketika, pemuda yang beriman itu maju ke depan. Dengan sekuat tenaga, dia hajar makhluk terkutuk itu. Iblis dibuatnya meraung-raung kesakitan.
Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya
Melihat lawannya terkapar, remaja Bani Israil ini bersiap melanjutkan perjalanannya. Beberapa meter di dekat pohon laknat itu, dia kembali berjumpa dengan iblis, yang masih tampak babak belur. “Kau tidak akan bisa menebang pohon ini! Aku akan mencegahmu dengan segala cara!” teriak iblis.
Lagi-lagi, pemuda mukmin itu dapat mengalahkannya dengan mudah. Bahkan, hampir saja iblis tidak lagi bisa bernapas karena tercekik cengkeraman lengan remaja tersebut yang kekar. Dengan napas terengah-engah, iblis memelas kepadanya.