Ahad 14 Aug 2022 06:45 WIB

BMKG Imbau Warga Waspadai Dampak Gelombang Ekuator Rossby Aktif di NTT

Masyarakat perlu waspada hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.

Kapal Pinisi melintas di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (23/7/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak gelombang ekuator Rossby yang aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa hari ke depan.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Kapal Pinisi melintas di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (23/7/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak gelombang ekuator Rossby yang aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa hari ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak gelombang ekuator Rossby yang aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa hari ke depan.

"Gelombang ekuator Rossby aktif menandakan adanya peningkatan pertumbuhan awan hujan di NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu (13/8/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan keadaan cuaca selama sepekan (12-18 Agustus 2022) di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Agung menjelaskan gelombang ekuator Rossby merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat dan terletak di sepanjang ekuator yang umumnya berlangsung selama 7-10 hari.

Gelombang ekuator Rossby yang aktif, kata dia, menandakan adanya pertumbuhan awan hujan yang meningkat sehingga dapat menghasilkan curah hujan ringan hingga sedang di wilayah NTT.

"Diperkirakan gelombang ekuator Rossby aktif di NTT hingga 15 Agustus," katanya.

Agung masyarakat perlu terus meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak hujan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, maupun petir.

Masyarakat yang bermukim di area bukit atau curam agar lebih waspada dan bisa mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman ketika terjadi hujan dalam waktu yang lama.

"Langkah-langkah mitigasi perlu dilakukan secara baik untuk meminimalisir potensi kerugian akibat kondisi cuaca yang ada," katanya.

Agung mempersilakan masyarakat terus memantau perkembangan cuaca untuk memahami kondisi di daerah dengan mengakses layanan informasi yang tersedia selama 24 jam.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement