Senin 15 Aug 2022 15:20 WIB

Militansi Petugas Haji Jaga Pintu Raudhah

Para petugas mendapat tugas khusus untuk menuntun jamaah ke Raudhah

Antrean di Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah
Foto: Ist
Antrean di Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, Operasional haji 1443 H/2022 M telah berakhir pada tanggal 13 Agustus 2022 usai sekjen Kementerian Agama Nizar Ali melepas keberangkatan 354 jemaah haji Indonesia kloter 43 Embarkasi Solo (SOC 43) di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Sebelumnya, semua jamaah haji Indonesia telah menetapkan di Madinah lebih kurang selama 9 hari. Selama di Madinah mereka  melaksanakan sejumlah aktivitas seperti  salat berjamaah di Masjid Nabawi sebanyak 40 kali berturut-turut atau yang dikenal dengan Arbain,  berziarah ke makam Rasulullah SAW, ke Raudhah dan sejumlah tempat bersejarah seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Khandak dan Jabal Uhud dan lain-lainya. 

Khusus berkunjung ke raudhah, ada perbedaan akses masuk tahun ini dengan sebelumnya. Jika dulu orang harus berebut dan berdesakan saat masuk Raudhah, sekarang tidak. Kondisinya lebih teratur. Pemerintah Arab Saudi  memberlakukan aturan baru untuk bisa masuk ke Raudhah, yaitu harus mendapatkan tasreh (surat izin) dari otoritas setempat. 

Jamaah yang tidak memiliki tasreh dipastikan tidak bisa ke sana. Walau secara individu jamaah juga bisa memanfaatkan aplikasi eatmarna atau tawakkalna, tapi mereka harus menggunakan jaringan Arab Saudi. Sementara tidak sedikit jamaah yang tetap menggunakan jaringan telepon negara asal.

Jamaah haji Indonesia tidak perlu khawatir. Sebab, semua tasreh telah disiapkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah. Hal ini seperti disampaikan Kepala Daker Madinah Amin Handoyo beberapa waktu lalu, bahwa pihaknya  menyiapkan tasreh bagi setiap jamaah haji Indonesia yang tiba di Madinah.

Ia menjelaskan, pengurusan tasreh jemaah haji Indonesia ke Raudhah diproses oleh Seksi Bimbingan Ibadah Daker Madinah sebelum keberangkatan jemaah ke Kota Nabi ini melalui sistem e-Haj. Setelah itu, tasreh diserahkan ke Bimbad sektor dalam bentuk PDF dan Bimbad sektor menyerahkan ke petugas kloter dalam bentuk print out. 

Jamaah haji Indonesia yang telah mendapatkan tasreh juga tak perlu berpikir panjang cara berkomunikasi dengan askar Arab. Mereka cukup hadir ke pintu 37 satu jam sebelum jadwal yang telah ditetapkan di tasreh bersama seluruh anggota kloter. Di sana mereka disambut petugas Haji Indonesia yang memandu sampai masuk ke Raudhah. Lalu petugas kloter menyerahkan print out tasreh kepada petugas Indonesia yang standby di sana. Kemudian para petugas akan menyerahkan tasreh tersebut kepada otoritas Masjid Nabawi.

Sambil menanti antrean, petugas Indonesia mengedukasi jemaah seputar Raudhah, mulai dari letaknya, hingga salat dan keutamaan berdoa di sana. Jemaah juga diingatkan untuk khusyuk dan fokus beribadah di sana, tidak asyik selfi. Petugas juga meminta mereka untuk mendoakan jemaah lainnya yang sedang sakit dan juga doa untuk negara tercinta.

Semua Masuk Raudhah

Hampir seluruh jamaah haji Indonesia, baik gelombang I maupun gelombang II telah berziarah ke Raudhah. Baik laki laki maupun perempuan, mereka datang sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada Tasreh. Lebih kurang sekitar 100 ribu jamaah haji Indonesia tahun 2022 telah berkunjung ke Raudhah.

Jamaah Indonesia juga menjadi teladan bagi negara lain dalam hal tertib dan disiplin saat ke Raudhah. Sehingga, mereka sering mendapat bonus dari askar (tentara Arab ) yang berjaga dengan mempersilakan jamaah Indonesia melalui jalur khusus.

Tentu kemudahan dan keberhasilan jemaah Indonesia menuju Raudhah ini tidak lahir begitu saja. Di sana, ada para pahlawan merah putih yang berdiri di bawah terik matahari di depan pintu 37 jalan masuk ke Raudhah. Mereka adalah petugas haji yang setia menunggu kedatangan jemaah Indonesia sesuai jadwal  berkunjung. 

Mereka adalah petugas sektor khusus Masjid Nabawi. Mereka mendapat tugas khusus untuk menuntun jamaah ke Raudhah. Mereka tak peduli itu siang dengan terik panas mencapai 47 derajat, atau sudah larut malam hingga harus melawan ngantuk. Mereka tetap siaga melayani jemaah.

Kadang, mereka juga harus berdebat panjang dengan Askar kala jumlah jamaah melebihi dari tasreh atau menunda waktu karena penuh. Mereka nyaris tidak memiliki waktu untuk duduk. Mereka dengan penuh kesigapan berkeliling, memonitor keberadaan jemaah. Belum lagi saat askar marah-marah karena jemaah belum hadir atau ada yang lupa membawa print out tasreh. Seperti yang dialami Salah satu petugas harus berdebat panjang kala Askar tidak mengizinkan ribuan jamaah Indonesia yang sudah antri akiban ada salah komunikasi terkait tasreh, mereka tak berhenti sampai jamaah berhasil ke Raudhah. 

Mereka terlihat begitu enjoy berkhidmah. Mereka melayani jemaah dengan cinta, mengayomi mereka meski kadang bukan dari kloter yang ada di tasreh. Tak ada wajah kusut, meski dibakar matahari atau tersengat kantuk saat larut malam. Tentu banyak cerita pengalaman sulit yang mereka alami. Misalnya, saat mereka tidak bisa membantu jemaah yang melebihi kuota, khususnya bagi wanita. Mereka harus memeras kepala untuk berusaha agar jamaah tersebut bisa ke Raudhah. 

Kini, pelayanan menuntun jemaah ke taman surga telah usai. Ungkapan syukur dan wajah sumringah terlihat di wajah jemaah usai melaksanakan shalat, doa, dan zikir di Raudhah. Mereka merasa sistem tasreh ini menjadikan waktunya di Raudhah lebih berkualitas Mereka bisa salat dan bermunajat dengan tenang, tidak buru buru, malah kadang ada yang mendapatkan salat sampai delapan rakaat. 

 

Ungkapan Terimakasih

Ungkapan syukur dan terima kasih disampaikan jamaah kepada petugas haji Indonesia, yang telah menyiapkan tasreh dan menuntun jamaah ke Raudhah. Seperti disampaikan Misykah, jemaah kloter SOC 11. 

"Masjid Nabawi meninggalkan pesan yang dalam untuk saya. Magnet Raudhah luar biasa daya pikatnya. Alhamdulillah saya tidak merasakan lelah mengantri, saya bisa lebih fokus berdoa di sana, waktu lebih panjang.  Sungguh saya rindu ingin kembali ke Madinah," ujarnya

Hal senada juga disampaikan Muhammad Qusai dari BTJ 01 "Alhamdulillah sistem masuk Raudhah tahun ini sangat tertib. Semua jamaah haji merasakannya. Dengan adanya sistem tasrih yang difasilitasi oleh PPIH dan adanya petugas di antrian masuk, sangat memudahkan kami. Semua jamaah dapat dengan nyaman beribadah di Raudhah. Pengalaman kami di kloter 01 BTJ alhamdulillah kami masuk Raudhah sebelum Salat Magrib dan dapat beribadah sampai selesai salat Magrib. Alhamdulillah semua jemaah sangat bersyukur," ujar Qusai.

Hal senada juga disampaikan petugas Kloter SUB 18. Menurutnya, Madinah sangat berkesan, apalagi saat mengawal jemaah yang antusias ziarah ke Raudhah, meski hotel mereka terpisah. Apalagi ada petugas yang telah menunggu di pintu masuk Raudhah. Sehingga sampai di sana kita bisa dengan tenang salat dan berdoa. Di sini sangat tenang, karena ketenangan di Masjid Nabawi membuat saya jatuh hati dan rindu ingin ziarah Nabi," ujar Soleha dari SUB 18.

"Alhamdulillah  kami sudah ziarah ke Raudhah pria tanggal 15 Juni  jam 02.00 dan wanita jam 7.30 WAS. Semua berjalan lancar dan tertib. Terima kasih atas arahan dan bimbingan tim sektor 3 Madinah dan juga petugas Raudhah," ujar perwakilan JKG 07.

Ketua BDJ 06, Rahmat mengatakan "Alhamdulillah kami BDJ 06 telah selesai ke Raudhah dengan lancar dan tertib sehingga dapat berdo'a dengan  khidmat , dengan layanan prima. Terima kasih banyak atas bantuan PPIH Sektor 3 Madinah," ujarnya.

Meski secara kuantitas ke Raudhah kini berkurang, tapi secara kualitas saat ini jauh lebih banyak. Jemaah bisa lebih tenang dan khusyuk berada di sana. Adanya tasreh dan petugas yang menuntun membuat jamaah lega dan tenang saat ke Raudhah. 

Seperti diketahui Raudhah merupakan  area di dalam Masjid Nabawi yang terletak di antara rumah Rasulullah SAW dan mimbar yang beliau gunakan untuk berdakwah. Rumah Rasulullah SAW kini menjadi makam beliau. Rasulullah SAW bersabda: "Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga." (HR Bukhari dan Muslim).

Raudhah merupakan tempat yang mulia. Baginda Rasulullah SAW menyebut Raudhah sebagai taman surga. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa dan menjadi salah satu magnet di masjid Nabawi.  Dalamnya ada beberapa tiang (usthuwaanah) yang memiliki sejarah dan penting diketahui, diantaranya tiang Siti Aisyah

(Usthuwaanah Aisyah) yang terletak di tengah Raudhah,  ketiga dari mimbar dan dinding makam Rasulullah. Kemudian yang kedua Tiang Taubah yang terletak di antara tiang Aisyah dan tiang As-Sarir (dinding makam Rasulullah).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement