REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mengatakan pada Jumat (26/8/2022), telah mengkonfirmasi kasus demam yang tidak diketahui yang dilaporkan di dekat perbatasannya dengan China adalah pasien flu. Sehari sebelumnya, negara itu mengatakan, telah mengunci daerah itu dan memobilisasi tim medis setelah empat kasus demam dilaporkan dari Provinsi Ryanggang.
"Terungkap bahwa semua pasien demam di Provinsi Ryanggang adalah pasien flu," kata kantor berita resmi pemerintah Korea Utara KCNA.
Laporan KCNA mengatakan, para ahli melakukan pengamatan gejala klinis, penyelidikan hubungan epidemiologi, dan tes asam nukleat. Pyongyang tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang tertular Covid-19, tampaknya negara ini tidak memiliki sarana untuk melakukan pengujian secara luas. Sebaliknya, dilaporkan jumlah harian pasien demam yang berjumlah sekitar 4,77 juta dan mengatakan belum ada kasus baru sejak 29 Juli.
Dalam laporan terpisah, KCNA melakukan wawancara media pemerintah Rusia dengan Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexandr Matsegora. Dia merinci situasi Covid-19 di negara yang mengisolasi diri itu.
Matsegora mengatakan, telah mengangkat kemungkinan bahwa virus itu berasal dari China, daripada melalui selebaran anti-Utara yang diterbangkan dari Korea Selatan seperti diklaim pemerintahan. Namun, pihak Korea Utara menolak pandangan itu, dengan menyajikan data yang menunjukkan wilayah utara yang berbatasan dengan China jauh lebih sedikit terkena wabah daripada wilayah selatan, tanpa memberikan angka.
Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan Korea Utara atau Matsegora. Sebagian besar kedutaan asing dan lembaga internasional telah meninggalkan negara itu karena pandemi.
Kementerian Unifikasi Seoul yang menangani hubungan lintas batas telah membantah klaim Korea Utara sebagai tidak berdasar. Seoul mengatakan pada Jumat, kebangkitan Covid-19 tidak dapat dikesampingkan di Pyongyang.