REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Indra Karya (Persero) Eko Budiono mengatakan perusahaan berkomitmen menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang berkelanjutan. Eko menyebut TJSL Indra Karya menekankan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat serta memenuhi kriteria CSR.
"TJSL berkelanjutan Indra Karya salah satunya melalui program ekonomi kreatif Masyarakat Pesisir (Pro Aksi) yang terdiri atas program pembangunan apartemen kepiting dan pelatihan serta pengembangan UMKM," ujar Eko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (27/8/2022).
Eko mengatakan keberhasilan program tersebut juga mengantarkan perusahaan kembali raih penghargaan pada kategori pemberdayaan ekonomi komunitas melalui Pro Aksi dalam ajang Nusantara CSR Awards (NCSRA) 2022 yang diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility pada Jumat (26/8/2022).
"Komitmen Indra Karya dinilai memberikan kontribusi dalam membangun kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekaligus mendukung percepatan pencapaian SDGs," ucap Eko.
Eko mengatakan, penghargaan ini semakin memantapkan langkah Perseroan untuk terus menghadirkan program TJSl atau CSR yang efektif, berdampak, dan berkelanjutan sebagai bentuk karya untuk bangsa. Menurut Eko, penghargaan ini juga menjadi motivasi bagi Indra Karya agar senantiasa memberikan kontribusi terbaik untuk Indonesia melalui inovasi-inovasi yang terus dikembangkan untuk memperkuat riset dan pengembangan usaha yang dimiliki.
“Kami berharap ke depannya prestasi ini dapat terus dipertahankan dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," kata Eko.
Manager TJSL Indra Karya Bambang Palgunadi mengatakan program TJSL Indra Karya telah diarahkan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui program apartemen kepiting dan pelatihan UMKM serta program kolaborasi padat karya. Bambang menyampaikan Pro Aksi merupakan program kolaborasi 21 BUMN di Madura yang terdiri dari Program Pembangunan Apartemen Kepiting dan Pelatihan serta Pengembangan UMKM. Kegiatan ini melibatkan 62 Petani dan Pelaku Usaha UMKM Batik Madura dengan lima Paket Bentuk Program Vokasi Life Skill dan dua ribu box yang disusun layaknya apartemen.
"Dengan melaksanakan pembinaan bagi pelaku UMKM dan BUMDes, mereka bisa menganalisa kekuatan dan kelemahan dari usaha yang dijalankan, menciptakan lapangan kerja dan mendukung upaya penanggulangan kemiskinan serta membekali mindset kewirausahaan bagi BUMDes agar dapat menjadi organisasi profit yang mandiri dan memiliki value yang besar," ujar Bambang.
Selain itu, lanjut Bambang, kegiatan ini bertujuan untuk memonitoring perkembangan kualitas dan kapabilitas anggota BUMDes dan membekali pengelolaan sumber daya manusia dengan tujuan menciptakan lapangan kerja serta mendukung upaya penanggulangan kemiskinan. Dengan beberapa tahapan, ucap Bambang, Pro Aksi mampu meningkatkan pendapatan UMKM minimal sebesar 200 persen setelah pelaksanaan.
"Pengemasan budidaya kepiting dengan apartemen ini memaksimalkan penyimpanan ruang lahan pembudidayaan. Awalnya kegiatan ini dilakukan dengan tambak yang memakan banyak lahan, hingga dapat dipangkas menjadi satu bangunan seluas 80 meter kubik dengan total berat hasil pembudidayaan sebesar enam ton per tiga bulan," kata Bambang.
Chairman La Tofi School of Social Responsibility dan Ketua Tim Penilai NCSRA 2022, La Tofi menyampaikan apresiasi ini ditujukan sebagai proses pembelajaran dan meningkatkan best practices, terutama di bidang CSR bagi seluruh perusahaan baik BUMN maupun Swasta. Selain itu,
"Melalui acara ini, kami juga ingin menginspirasi kemitraan dari berbagai pihak dalam mendukung pencapaian SDGs," ucap La Tofi.