REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai pengadaan vaksin untuk cacar monyet penting sekali. Meski terbatas, vaksin ini bisa mencegah fatalitas seperti kematian.
"Jumlahnya memang terbatas, makanya dibutuhkan pemetaan," kata Dicky saat dihubungi Republika, Sabtu (27/8/2022).
Nantinya meskipun Indonesia bisa mendapatkan vaksin cacar monyet dalam jumlah tak langsung banyak, Dicky menilai vaksin ini cukup efektif dalam memberikan proteksi untuk mencegah keparahan atau bahkan fatalitas.
Ia menambahkan, keberadaan vaksin cacar monyet penting sebagai dasar dalam pelaksanaan vaksinasi cacar monyet yang menggunakan konsep cincin.
Dia menjelaskan, vaksinasi cincin artinya vaksin ini diberikan pada pasien punya kasus kontak erat seperti hubungan seksual atau berciuman dua pekan terakhir dan orang-orang ini ditemukan dalam pelacakan.
Tak hanya itu, ia menyebutkan tenaga kesehatan juga termasuk dalam target vaksinasi ini. Setelah menemukan target sasaran, ia menambahkan, vaksinasi bisa dilakukan sebanyak dua dosis. Dosis kedua diberikan lebih dua pekan hingga 28 hari sejak pemberian vaksin dosis pertama.
Kemudian, vaksin cacar monyet bereaksi memproteksi 2 pekan setelah dua kali suntikan. Kendati demikian, Dicky mengingatkan vaksin cacar monyet bukan segala-galanya.
Ia mengutip data sekitar 9 persen pasien yang terinfeksi cacar monyet di Eropa ternyata dulunya pernah mendapatkan vaksin cacar monyet saat muda atau saat kecil. Artinya, vaksin tak menjamin menyelesaikan segalanya.
Apalagi, ada kemungkinan perubahan karakter yang bisa jadi mengurangi efektifitas vaksin meski tak sampai 0 atau di bawah 50 persen. "Faktor ini harus dipertimbangkan dan tidak kelewat percaya diri dengan vaksin cacar monyet," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah telah memproses pengadaan vaksin cacar monyet sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, distribusi vaksin cacar monyet ditargetkan akan dilakukan pada akhir tahun 2022.
“Sudah diadakan, kita tinggal tunggu. Akhir-akhir tahun ini (distribusi),” kata Menkes Budi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (25/8/2022).