Potensi Ekonomi Besar, Banjarnegara Dorong Geliat Budidaya Singkong
Rep: Idealisa Masyarafina/ Red: Fernan Rahadi
| Foto:
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mendorong kembali budidaya ubi kayu atau singkong di wilayah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menggelar Gerakan Merdeka Panen Ubi Kayu di Desa Pucungbedug, Kecamatan Purwanegara, Rabu (31/8/2022).
Pj Bupati Banjarnegara, Tri harso Widirahmanto mengatakan, kegiatan ini menjadi tonggak awal kebangkitan ubi kayu di Banjarnegara, yang semula inferior menuju ke superior.
"Kita berdayakan kembali ubi kayu ini dan jangan tegantung produk import. Banjarnegara bertekad mengangkat derajat ubi kayu, produk lokal yang akan mendunia,” kata Bupati Banjarnegara, Kamis (1/9/2022).
Menurut Bupati, potensi ubi kayu atau singkong di Kabupaten Banjarnegara cukup besar. Dengan total luas wilayah 106.000 hektare, sebanyak 3.666 hektare lahan kering di wilayah selatan Banjarnegara ditanami ubi kayu. Sebagian besar lahan kering di Kecamatan Purwanegara, Mandiraja, Punggelan, Bawang dan Rakit ditanami ubi kayu.
Dia menuturkan, beberapa tahun lalu, para petani terpuruk, harga singkong anjlok hingga Rp 300 per kilogram. Menurutnya itu bukan harga yang kompetitif untuk dibudidayakan. Akan tetapi, saat ini harganya sudah kembali meningkat.
“Saat ini harganya sudah mencapai Rp.1.500 per kilonya,” ungkapnya.
Saat ini budidaya ubi kayu di Banjarnegara kembali menggeliat. Pemkab Banjarnegara berharap, dengan mengembangkannya menjadi produk olahan, menjadikan ubi kayu memiliki nilai ekonomi yang lebih baik.
Bupati berharap potensi ubi kayu untuk terus dikembangkan dan bisa membawa manfaat bagi peningkatan perekonomian masyarakat di Banjarnegara.
“Saat ini ubi kayu sudah dikembangkan ke berbagai macam produk olahan, seperti makanan ringan dan tepung mocaf. Potensi ini perlu kita kembangkan terus dari hulu hingga hilir sehingga mampu menjadi daya ungkit kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi para petani,” kata Bupati.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Yuris Trianto berkesempatan menghadiri kegiatan di Banjarnegara ini. Dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan Kabupaten Banjarnegara menjadi kawasan ubi kayu percontohan.
Yuris mengungkapkan, kebutuhan akan benih ubi kayu ke depan akan banyak sekali, dengan potensi yang dimiliki Banjarnegara bisa menjadi produsen benih untuk mencukupi hal tersebut. Pihaknya juga siap untuk membiayai dan mendampingi terwujudnya kawasan ubi kayu percontohan di Banjarnegara.
“Setelah dikembangkan benihnya, kemudian dikembangkan kawasannya. Harapan saya, nantinya Banjarnegara bisa menjadi percontohan di Indonesia,” tuturnya.
Ia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan produksi ubi kayu sebaiknya dilakukan kontrak farming atau Mou sebelum tanam agar harga yang disepakati bisa dilakukan sebelum proses tanam, sehingga petani tidak merugi.
“Diperlukan kerja sama dan dukungan semua pihak baik dari pusat sampai daerah untuk pengembangan ubi kayu ini," katanya.
Plt Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Distankan KP) Banjarnegara, Herrina Indri Hastuti mengatakan, Gerakan Merdeka Panen Ubi Kayu di Desa Pucungbedug di awali dengan kegiatan panen bersama.
Selain itu juga digelar bazar aneka produk olahan berbahan ubi kayu dan pencanangan komitmen bersama gerakan konsumsi ubi kayu sebagai bentuk dukungaan pengembangan produk olahan makanan berbahan ubi kayu.
“Ada juga ekspose ubi kayu varietas lokal Banjarnegara, seperti varietas lanting, darma, samar dan genjah rombyong,” kata Herrina.