REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sekretaris Fraksi Gerindra di DPRD Provinsi Sumatra Barat, Nurkhalis Dt Bijo Dirajo, mengatakan hingga hari ini, masih ada ribuan warga di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman, menantikan bantuan pembangunan yang dijanjikan pemerintah.
Gempa Pasaman dan Pasaman Barat terjadi pada Akhir Februari 2022 lalu. Lebih kurang 6 bulan berlalu, masih ada ribuan warga yang masih tinggal di permukiman sementara karena realisasi bantuan pembangunan yang dijanjikan belum terjadi.
"Ada lebih 1000-an korban gempa di Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat 25 Februari silam, yang hingga hari ini masih menunggu adanya bantuan dari Pemerintah Provinsi, agar mereka bisa membangun kembali tempat tinggal yang porak poranda. Fraksi Partai Gerindra meminta ini menjadi perhatian dan bantuannya segera disalurkan," kata Nurkhalis, saat Rapat Kerja Pembahasan Akhir Kebijakan Umum APBD (KUA)- Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) di ruang sidang dewan DPRD Provinsi Sumbar Kamis (1/9).
Menurut Nurkhalis, bila realisasi bantuan ini terus ditunda-tunda, selain membuat masyarakat korban dalam ketidakpastian, juga membuat PR pemerintah kian menumpuk. Apalagi pekan lalu, Kabupaten Kepulauan Mentawai juga mengalami bencana gempa yang cukup kuat. Di mana menurut Nurkhalis, korban gempa di Kepulauan Mentawai juga butuh perhatian supaya hak-haknya dipenuhi.
"Kita tahu bahwa beberapa hari lalu, Mentawai diguncang gempa yang sumbernya berasal dari patahan yang menyimpan energi sampai Magnitudo 8 hingga 9," ucap Nurkhalis.
Ia juga mengingatkan pemerintah daerah supaya kembali meningkatkan upaya mitigasi bencana supaya dapat meminimalisir jatuhnya korban.
Karena Sumatra Barat merupakan daerah rawan bencana. Apakah itu gempa bumi, letusan gunung, banjir, hingga tsunami.