Sabtu 03 Sep 2022 11:10 WIB

Kemenparekraf Latih Pelaku Usaha Desa Wisata di Lombok

Peserta ditugaskan membuat rencana pengembangan wisata di desa masing-masing.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Satria K Yudha
Pengunjung bermain ayunan di kawasan wisata Gunung Jae di Desa wisata Sedau, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, NTB, Ahad (26/6/2022). Destinasi wisata alam Gunung jae yang berada di Desa wisata Sedau, Lombok Barat tersebut setiap akhir pekan ramai dikunjungi wisatawan dengan daya tarik pemandangan danau yang dikelilingi perbukitan dan persawahan yang masih asri.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Pengunjung bermain ayunan di kawasan wisata Gunung Jae di Desa wisata Sedau, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, NTB, Ahad (26/6/2022). Destinasi wisata alam Gunung jae yang berada di Desa wisata Sedau, Lombok Barat tersebut setiap akhir pekan ramai dikunjungi wisatawan dengan daya tarik pemandangan danau yang dikelilingi perbukitan dan persawahan yang masih asri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melanjutkan tahapan program Kampanye Sadar Wisata (KSW). Salah satu program unggulan yang didukung Bank Dunia itu memiliki tujuan untuk melahirkan para penggerak pariwisata dalam pengembangan pariwisata di desa.

Setelah menyelesaikan fase pertama berupa Sosialisasi Sadar Wisata, KSW berlanjut ke fase pelatihan yang berfokus pada pengembangan inovasi produk wisata dan kapasitas bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

 

Program pelatihan dimulai dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan diikuti 165 orang peserta dari 11 desa wisata dari empat wilayah, yaitu  Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat, serta wilayah Lombok Timur. Setiap desa mengirimkan 15 peserta terpilih untuk mengikuti pelatihan tahap pertama yang berlangsung pada  1-7 September 2022.

 

Saat peluncuran program KSW beberapa waktu lalu, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang pariwisata di era society 5.0. Para kader wisata akan diberikan pelatihan dan ditugaskan untuk membuat proyek rencana pengembangan wisata di desa masing-masing hingga pendampingan dalam implementasinya.

 

“Hal ini karena kita ingin mendorong partisipasi masyarakat dalam sektor pariwisata, sehingga kita berfokus pada penyiapan masyarakat yang aware dengan perkembangan yang ada,” ujar Sandiaga dalam keterangan yang diterima pada Jumat (2/9/2022).

 

Pelaksana tuga (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh mengatakan, para pelaku pariwisata harus mampu menyesuaikan diri dan menjawab keinginan dan kebutuhan spesifik dari para wisatawan saat ini.

 

“Menjadi tantangan kita bersama, karena kita sedang berjuang untuk bangkit dan pulih dari situasi pandemi Covid-19 dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan. Kita juga harus mempelajari bagaimana bisnis model pengelolaan destinasi wisata yang paling tepat sesuai dengan dinamika yang ada,” tutur dia.

 

Frans menegaskan, pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Oleh karena itu,  mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali berwisata dengan perasaan aman dan nyaman serta mau tinggal lebih lama di sebuah destinasi wisata, menjadi kemampuan yang harus dimiliki para pelaku sektor ini.

 

“Saat wisatawan datang, mendapatkan suguhan yang menarik, dan pelayanan prima, tentu wisatawan terkesan dan mau tinggal lebih lama dan datang kembali di kesempatan berikutnya,” kata dia.

 

Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi mengatakan, peserta pelatihan adalah masyarakat yang bersentuhan langsung dengan pelayanan di sektor pariwisata. Fase pelatihan dibagi atas tiga paket pelatihan.

 

Paket A yang merupakan pengembangan inivasi produk pariwisata terdiri atas materi terkait pariwisata berkelanjutan, exploring, packaging, dan presentation. Kemudian paket B terdiri atas materi terkait paket wisata, homestay, kuliner, dan cinderamata.

 

Adapun paket C mengenai kewirausahaan yang meliputi materi terkait perencanaan bisnis, keuangan digital, pemasaran digital, dan pengelolaan SDM di desa wisata.

 

Sebanyak 15 peserta pelatihan di setiap desa dipimpin oleh kader wisata terpilih yang akan mengoordinasikan kegiatan pasca pelatihan dengan menularkan wawasan dan pengalaman yang telah diperoleh kepada seluruh masyarakat desa wisata serta mendampingi penerapannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement