REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjawab kekhawatiran warga lokal di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) dengan masuknya sumber daya manusia (SDM) luar ke wilayah tersebut. Muhadjir meminta masyarakat setempat tidak perlu khawatir dengan masuknya pendatang ke wilayah IKN.
"Justru SDM dari luar yang masuk ke IKN akan memicu proses saling mencerdaskan. Tapi tetap harus ada semacam proses diutamakan kepada penduduk lokal berdasar pengalaman-pengalaman di kota-kota lainnya," kata Muhadjir yang berkunjung ke titik nol, Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, seperti dikutip dari siaran persnya, Rabu (7/9).
Muhadjir menjelaskan, guna peningkatan kualitas SDM, sudah beberapa universitas melakukan penjajakan untuk membuka di IKN. Di antaranya, seperti Universitas Mulawarman dan Universitas Gunadarma.
Ia pun menegaskan, rencana pemerintah untuk memindahkan dan membangun IKN adalah untuk memberikan dampak positif, khususnya bagi warga lokal dan umumnya untuk kemajuan Indonesia.
"Pembangunan IKN akan memberikan dampak multiplier effect. Baik secara ekonomi, sosial, maupun branding sebagai Ibu Kota itu akan justru memiliki dampak yang signifikan. Ini sesuai visi Presiden Jokowi yang ingin mengubah ibu kota, dari berorientasi 'Jawa Sentris' menjadi 'Indonesia Sentris'," kata Muhadjir.
Mantan Mendikbud ini juga mengajak agar penduduk lokal khususnya para pemudanya senantiasa meningkatkan kemampuan dan mengambil inisiatif, serta tidak terjebak pada zona nyaman.
"Sebaiknya pemerintah daerah hingga di level kecamatan bahkan kelurahan memiliki data lengkap pemuda by name by address serta keterampilannya. Sehingga dapat dipetakan potensi, kebutuhan dan kesempatan kerjanya," katanya.
Sebelumnya, dalam dialog, terungkap kekhawatiran warga lokal tergeser karena tak mampu bersaing. Kekhawatiran itu disampaikan kepada Muhadjir yang bertandang ke Titik Nol Nusantara Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kaltim, Senin (06/09). Pada kesempatan itu, Muhadjir berdialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, dan adat.
"Saya khawatir pembangunan IKN justru berisi orang-orang dari luar. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan dan ketrampilan bagi penduduk lokal perlu percepatan. Misalnya, anak SMK atau politeknik jika lulus langsung dapat terlibat dan bekerja membangun IKN," kata Bendahara PGRI Provinsi Kalimantan Timur Joko Iriandoro.