Senin 19 Sep 2022 01:00 WIB

Dokter Jerman: 6 Pasien Lupus Sembuh dengan Terapi Kanker

Terapi CAR-T yang biasanya diterima pasien kanker tampak efektif untuk obati lupus.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Penyakit lupus (Ilustrasi). Ruam merah di pipi menyerupai kupu-kupu kerap menjadi penanda awal penyakit lupus.
Foto: Republika/ Wihdan
Penyakit lupus (Ilustrasi). Ruam merah di pipi menyerupai kupu-kupu kerap menjadi penanda awal penyakit lupus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim dokter di Jerman berhasil menemukan cara yang efektif untuk menyembuhkan jenis lupus paling umum, yaitu systemic lupus erythematosus (SLE). Seluruh pasien ini berhasil sembuh dengan pengobatan imunoterapi untuk kanker bernama terapi Chimeric Antigen Receptor T cell (CAR-T) atau sel T CAR.

"Kami sangat terkejut melihat betapa efektifnya terapi ini," ungkap ketua tim peneliti Georg Schett, seperti dilansir Insider, Ahad (18/9/2022).

Baca Juga

Keberhasilan ini diungkapkan dalam studi pendahuluan yang dipublikasikan pada jurnal Nature Medicine. Studi ini mengungkapkan bahwa lima pasien SLE yang menerima terapi CAR-T berhasil mencapai remisi selama tiga bulan setelah terapi diberikan.

Para pasien SLE juga masih dalam kondisi remisi setelah delapan bulan menerima terapi. Saat ini, tim peneliti masih melakukan pemantauan untuk mengetahui apakah para pasien SLE bisa tetap dalam kondisi remisi untuk waktu yang lama tanpa terapi tambahan.

Tim peneliti juga masih memantau kemungkinan ada atau tidaknya risiko kekambuhan pada para pasien SLE. Sebagai tambahan, sebagian pasien lupus yang telah menerima CAR-T merupakan pasien berusia muda.

Menurut Schett, para pasien tersebut kini mampu kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya tertunda akibat lupus, seperti menunggang kuda, menjadi DJ, hingga melanjutkan studi. Studi berbeda yang dipublikasikan pada New England Journal of Medicine tahun lalu juga menunjukkan hal serupa.

Studi ini mengungkapkan bahwa seorang wanita penderita lupus berusia 20 tahun berhasil sembuh dengan menggunakan terapi CAR-T. Pasien ini memiliki kondisi yang baik setidaknya selama 18 bulan.

Kekurangan dan kelebihan terapi CAR-T

Meski temuan ini membawa kabar baik, CAR-T mungkin bukan opsi terapi yang bisa diakses semua orang. Proses produksi terapi CAR-T perlu melibatkan banyak orang dan membutuhkan biaya yang besar.

Meski begitu, terapi CAR-T bisa memberikan harapan bagi pasien-pasien lupus dengan kondisi yang berat atau tak lagi bisa merespons obat konvensional. Strategi pengobatan dengan terapi CAR-T juga berpotensi bisa menyembuhkan penyakit autoimun berat lain di kemudian hari.

Saat ini, terapi CAR-T biasa digunakan untuk mengobati kanker yang agresif seperti limfoma. National Cancer Institute mengungkapkan bahwa terapi pengobatan ini membutuhkan biaya sekitar 450 ribu dolar AS atau sekitar Rp 6,8 miliar.

Terapi ini membutuhkan biaya yang besar karena harus dibuat secara spesifik untuk masing-masing pasien dan penyakit mereka. Seperti dilansir Cancer, langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menghasilkan terapi CAR-T adalah mengambil darah dari pasien.

Di laboratorium, sel T di dalam darah pasien akan direkayasa dengan protein khusus, yaitu CAR. Selanjutnya, sel T yang sudah direkayasa atau sel T CAR ini akan disuntikkan kembali ke pasien.

Di dalam tubuh, sel T CAR akan bekerja membunuh target spesifik yang telah ditentukan saat proses rekayasa. Untuk kasus lupus atau SLE, sel T CAR akan menarget molekul bernama CD19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement