Sabtu 24 Sep 2022 16:10 WIB

Ulama Uzbekistan Peringatkan Masyarakat tidak Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Menurut ulama tersebut, hal itu bertentangan dengan dengan keyakinan Islam.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Uzbekistan tengah menjalankan shalat. Ulama Uzbekistan Peringatkan Masyarakat tidak Terlibat Perang Rusia-Ukraina
Foto: asianews.it
Muslim Uzbekistan tengah menjalankan shalat. Ulama Uzbekistan Peringatkan Masyarakat tidak Terlibat Perang Rusia-Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Otoritas keagamaan Muslim utama Uzbekistan mendesak Uzbekistan pada Jumat (23/9/2022) untuk tidak terlibat dalam konflik di Ukraina. Institusi ini mengatakan, hal itu bertentangan dengan dengan keyakinan Islam, menyusul Rusia yang menawarkan kewarganegaraan jalur cepat kepada orang asing yang bergabung dengan tentaranya.

 

Baca Juga

Dewan Muslim mengatakan, anggota beberapa organisasi teroris merekrut Muslim untuk berperang dalam konflik Ukraina dengan dalih jihad atau perang suci. "Pada kenyataannya, tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim untuk berpartisipasi dalam aksi militer apapun kecuali untuk membela Tanah Air mereka," ujar dewan ini seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (24/9/2022).

Pernyataan ini dikatakan setelah jaksa negara bagian Uzbekistan mengatakan pekan ini bahwa warga yang berperang dalam perang asing akan menghadapi tuntutan pidana di bawah hukum Uzbekistan. Dengan populasi sekitar 35 juta yang didominasi kaum muda, Uzbekistan yang mayoritas beragama Islam adalah bekas republik Uni Soviet yang terpadat setelah Rusia dan Ukraina. Banyak orang Uzbekistan yang fasih berbahasa Rusia.

Sebuah video yang beredar di media sosial Ukraina bulan ini menunjukkan dua orang Uzbekistan ditangkap dalam pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia. Para tahanan mengatakan, mereka direkrut di Moskow.

Ratusan ribu orang Uzbekistan tinggal atau secara teratur melakukan perjalanan ke Rusia untuk mencari pekerjaan dan menafkahi keluarga mereka di rumah. Beberapa bekerja secara ilegal dan berisiko dideportasi.

Sementara itu, Parlemen Rusia meloloskan undang-undang pekan ini yang menawarkan kewarganegaraan jalur cepat kepada orang asing yang bergabung dengan tentaranya, bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat militer di tengah kampanye Ukraina yang macet yang juga termasuk mobilisasi parsial.

Di pihak Ukraina, ada beberapa batalyon asing yang mayoritas Muslim. Yang paling menonjol terdiri dari etnis Chechnya yang menentang Moskow sejak berperang di Tanah Air mereka, bagian dari Federasi Rusia pada 1990-an.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement