Kamis 29 Sep 2022 15:40 WIB

Kantongi Komitmen INA, Hutama Karya akan Dapat Rp 34 Triliun Divestasi Tol

Hutama Karya dan INA teken kesepakatan untuk selesaikan divestasi tiga ruas tol

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara suasana di salah satu bagian dari proyek pembangunan Tol Padang-Pekanbaru, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (27/8/2022). Pembangunan Tol Padang-Pekanbaru yang mangkrak selama 1,5 tahun tersebut akan dilanjutkan pengerjaannya oleh PT Hutama Karya pada awal bulan September 2022 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp30 triliun.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Foto udara suasana di salah satu bagian dari proyek pembangunan Tol Padang-Pekanbaru, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (27/8/2022). Pembangunan Tol Padang-Pekanbaru yang mangkrak selama 1,5 tahun tersebut akan dilanjutkan pengerjaannya oleh PT Hutama Karya pada awal bulan September 2022 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp30 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) telah mengantongi komitmen dari Indonesia Investment Authority (INA) untuk pembelian divestasi tiga ruas tol Trans Sumatra.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menjelaskan nantinya dengan proses divestasi tersebut HK akan mengantongi dana Rp 34 triliun. HK dan INA telah meneken kesepakatan dan ditargetkan pada akhir tahun nanti keduanya bisa menyelesaikan proses divestasi tiga ruas tol.

"Insyallah akhir tahun ini deal dengan INA atas kesepakatan divestasi tiga ruas tol," ujar Budi di Kementerian BUMN, Kamis (29/9).

Budi menjelaskan tiga ruas tol yang rencananya akan didivestasikan adalah ruas tol Bakauheni - Terbanggi Besar, Terbanggi Besar - Kayu Agung dan Medan - Dumai. Nantinya, kata Budi dana yang diterima oleh HK ini akan menjadi modal perusahaan untuk mengurangi beban utang dari modal awal pembangunan ruas tol trans sumatra ini.

Budi tak menampik pada mula perencanaan pembangunan ruas tol trans sumatera memang tidak ekonomis secara investasi. Hal tersebut yang kemudian membuat pemerintah menugaskan HK untuk menjalankan proyek pembangunan trans sumatra.

Namun, usai dibangun ternyata memang diakui Budi pertumbuhan ekonomi Sumatera menjadi naik. Hal ini dikarenakan jalur yang sudah terhubung meningkatkan peluang investasi baru.

Hal ini dibuktikan dengan adanya tambah pasang baru listrik di sekitar ruas tol trans sumatra. "PLN melaporkan ada pertumbuhan pasang baru listrik ya di sekitar ruas tol. Ini menjadi trigger pertumbuhan ekonomi," tambah Budi.

Tak hanya itu, kata Budi saat ini traffic pengguna tol trans sumatera juga semakin meningkat. Hal ini didapat dari semula IRR tol trans sumatra masih di bawah 9 persen. Sepanjang tiga tahun terakhir, kata Budi IRR sudah mencapai 10 hingga 14 persen.

"Masyarakat kini bisa merasakan efisiensi dari perjalanan yang semakin dekat dan cepat. Sehingga ini mendorong pertumbuhan ekonomi dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat," ujar Budi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement