Jumat 30 Sep 2022 21:22 WIB

Pengamat: BLT BBM Membantu Masyarakat Kelompok Rentan

Pengamat sebut butuh banyak stimulus untuk menjaga perekonomian kelompok rentan

Presiden Joko Widodo bertemu dengan warga saat penyerahan bantuan BLT di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022). Presiden Joko Widodo menyampaikan saat ini realisasi penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) telah mencapai 48,3 persen atau sekitar 7 juta penerima dari target sebesar 14,6 juta pekerja sedangkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM telah tersalurkan sebesar 95,9 persen atau 19,7 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Foto: ANTARA/jojon
Presiden Joko Widodo bertemu dengan warga saat penyerahan bantuan BLT di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022). Presiden Joko Widodo menyampaikan saat ini realisasi penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) telah mencapai 48,3 persen atau sekitar 7 juta penerima dari target sebesar 14,6 juta pekerja sedangkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM telah tersalurkan sebesar 95,9 persen atau 19,7 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ekonomi Institut For Developmemt of Economics Finance (Indef) Aviliani menilai penyaluran Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak BBM oleh Jokowi mesti disikapi positif. Terlebih bagi kelompok masyarakat yang terkena imbas langsung dari naiknya harga BBM. 

“Pemerintah udah benar kemarin, kasih BLT dulu baru harga (BBM) naik gitu,” ujar Aviliani di Jakarta, Kamis (29/9). 

Dia menuturkan kenaikan harga BBM menjadi pilihan yang harus diambil Jokowi demi menjaga stabilitas perekonomian nasional. Salah satunya, kata dia, juga menjadi upaya untuk menghindari inflasi. 

“Nah yang masyarakat belum paham adalah memang dampak pada inflasi,” sambung Aviliani. 

Dalam waktu yang bersamaan, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, BLT tentunya akan membantu, terutama bagi masyarakat yang berada dalam kelompok rentan.  

"Menurut saya (BLT BBM) cukup membantu, pastinya terutama bagi masyarakat kelompok rentan ya. Meskipun ini bersifat short term. Tapi bagi masyarakat miskin yang hidupnya terbatas dan terkena dampak ekonomi karena penyesuaian harga BBM ini pasti cukup terbantukan," ujar Mamit di Jakarta kemarin. 

Mamit mengatakan, ke depannya pemerintah harus tetap memberikan stimulus-stimulus lain terutama dalam rangka meningkatkan perekonomian kelompok rentan. 

"Saya juga mendorong pemerintah jika ada komoditas pangan yang mengalami kenaikan signifikan pemerintah harus hadir dengan melakukan operasi pasar, " ujarnya. 

Sementara Jokowi dalam kunjungannya di Kantor Pos Jailolo saat membagikan BLT, berpesan agar uang itu tidak dipergunakan untuk membeli handphone dan pulsa. Dia berharap agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif. 

"Saya titip ini gunakan untuk hal-hal yang produktif, untuk anak sekolah boleh, untuk gizi anak boleh. Untuk beli handphone? Tidak boleh, ya. Jangan beli handphone, beli pulsa, beli baju baru, jangan dulu," ujar Jokowi, di Kantor Pos Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Rabu (28/09/2022). 

Bantuan yang disalurkan Jokowi langsung hari ini terdiri dari bantuan masyarakat dari Presiden sebesar Rp 1,2 juta, bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) untuk bulan September dan Oktober sebesar Rp 300 ribu, dan bantuan sembako. 

"Jadi ini dapat amplop kan, dapat amplop Presiden ini, sudah terima semua ya? Ini isinya Rp1,2 juta, tambah yang satunya lagi BLT BBM isinya 300 ribu, cukup?" kata Jokowi. 

"Nanti kalau APBN ada kelebihan lagi akan ditambahkan, ya," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement