Memperkuat Posisi UMKM dengan Menciptakan Pasar

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin

Diskusi panel bertajuk ‘Akses Digital Siapa yang Diuntungkan? Apakah Benar untuk UMKM Naik Kelas’ sekaligus launching website official serabutnusa.com, yang digelar Serabut Nusa Office, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (1/10).
Diskusi panel bertajuk ‘Akses Digital Siapa yang Diuntungkan? Apakah Benar untuk UMKM Naik Kelas’ sekaligus launching website official serabutnusa.com, yang digelar Serabut Nusa Office, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (1/10). | Foto: Bowo Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Memperkuat posisi UMKM di era sekarang tidak cukup hanya dengan pelatihan,   pemberdayaan serta mendekatkan akses digital kepada para pelaku usaha ini guna menunjang pemasaran produknya.

Namun memperkuat ekosistem pasar dan distribusi juga penting dilakukan agar UMKM memiliki kemampuan untuk bertahan bahkan mendorong pasar yang lebih luas bagi produk- produknya.

Hal ini terungkap dalam diskusi panel bertajuk ‘Akses Digital Siapa yang Diuntungkan? Apakah Benar untuk UMKM Naik Kelas’ sekaligus launching website official serabutnusa.com, yang digelar di Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (1/9).

Inisiator marketplace Serabut Nusa, Dimas Herdi Utomo mengungkapkan, dalam menjawab tantangan era digital, di Jawa Tengah setidaknya sudah ada 17 daerah yang telah memiliki marketplace lokal.

Baca Juga

“Namun --sampai dengan hari ini— tak satupun dari 17 marketplace tersebut yang aktif dalam memberdayakan UMKM,” ungkapnya.

Contoh lainnya, jelas Dimas, mengapa produk- produk UMKM di Kabupaten Semarang belum terkenal meski telah merambah platform marketplace atau memanfaatkan fasilitas pemasaran digital.

Hal ini karena memang pasar dan ekosistemnya tidak diciptakan, tetapi –selama ini— stakeholder UMKM lebih fokus pada persoalan pemberdayaan dan program- program pelatihan saja.

Hal yang menurutnya ‘salah kaprah’ adalah masih banyaknya anggapan bahwa --dalam konteks digitalisasi-- UMKM harus ada di platform- platform belanja online atau di Instagram atau media sosial lainnya.

Padahal tidak demikian, karena dalam proses produksi pun sebenarnya juga ada aspek digitalisasi, misalnya paham perbankan atau dia punya catatan pembukaan yang terarsipkan dengan baik.

Bahkan masih banyak yang lupa jika legalitas usaha juga penting. “Artinya sehebat apapun akses digitalnya, kalau produknya tidak punya PIRT tidak akan bisa masuk ke platform apapun. Ketika produk makanan belum punya logo halal, ya restoran tidak akan menerima,” tegasnya.

Berangkat dari problem inilah, patform marketplace ‘Serabut Nusa’ hadir sebagai solusi. Karena platform marketplace ini sekaligus sebagai pemberdayaan dengan menciptakan sisi supply dan demand-nya.

Platform ini akan menggarap dari sisi demand-nya. Tetapi ketika Supply yang meliputi proses pelatihan, kurasi produk digabungkan dengan dinas terkait seperti perizinan dan lainnya akan menjadi sebuah produk yang berkualitas dan pasarnya menjadi semakin luas.

“Sejauh ini sudah ada 78 UMKM di Jawa Tengah yang terdaftar di Serabut Nusa, tetapi yang sudah on board dan telah dikurasi produknya mencapai 150 produk, dengan kategori makanan olahan, makanan jadi, minuman olahan dan kerajina (Craft),” lanjut Dimas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Gandeng ITB, Sukabumi Latih Pemasaran Produk UMKM lewat Gamifikasi

Kemajuan Koperasi dan Usaha Kecil di Sumatra Barat Terus Didorong

Pemkot-HIPMI Kolaborasi Kembangkan Usaha UMKM di Surabaya

Totalitas Dukung UMKM, 555 Binaan BNI Tembus PaDi UMKM

Misi Pemberdayaan Perempuan di Balik Manis dan Gurihnya Cangcomak

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark