REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengusulkan kepada pemerintah daerah setempat untuk membangun pasar santri. Hal ini mengingat banyaknya santri yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Usulan tersebut untuk menampung para santri yang menjadi pelaku UMKM namun belum mendapatkan tempat untuk berjualan," kata Ketua Lembaga Kajian Ekonomi FKDT Kudus Ali Ahmadi di sela-sela audiensi dengan Pemkab Kudus di ruang Command Center Dinas Kominfo Kudus, Senin (3/10/2022).
Nantinya, kata dia, pasar santri tersebut akan diisi produk dari santri-santri di Kudus. Sedangkan pengelolaannya juga sesuai kaidah Islam.
Ia berharap ketika nantinya dibangunkan pasar santri, setidaknya taraf hidup santri dan komunitas pesantren di Kudus bisa semakin membaik. Menurut dia, pasar santri bisa dibangun Pemkab Kudus di tanah lapang di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, tepatnya di belakang ADA Swalayan.
"Itu hasil kajian kami. Mudah-mudahan Pemkab Kudus bisa merealisasikannya karena saat ini mereka bilang akan mengkaji agar pelaksanaannya tidak membentur regulasi," ujarnya.
Jumlah santri di Kabupaten Kudus ada 2.500-an yang berasal dari 86 pondok pesantren. Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Kudus Agus Budi Satrio mengungkapkan usulan dari FKDT akan dikaji terlebih dahulu, karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
"Termasuk regulasi dan teknis pelaksanaan. Pemkab Kudus selama ini sudah memberikan perhatian yang cukup banyak mulai dari pemberian sarana hingga pembangunan rumah UMKM juga dilakukan," ujarnya.