REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, memasang bronjong untuk mencegah datangnya banjir susulan masuk ke permukiman penduduk di Kecamatan Pameungpeuk.
"Saat ini sedang dipasang bronjong untuk mencegah terjadinya banjir dari luapan sungai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi di Garut, Selasa (4/10/2022).
Ia menuturkan bencana banjir bandang melanda Kecamatan Pameungpeuk pada 22 September 2022 yang terjadi setelah hujan deras kemudian Sungai Cipaleubuh meluap hingga masuk ke permukiman warga.
Untuk mencegah terjadi banjir akibat luapan sungai itu, kata Satria, pemerintah daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jawa Barat membuat bronjong sepanjang lebih dari 50 meter untuk menghalangi air apabila sungai meluap.
"Jadi kalau air sungai meluap setidaknya dengan adanya bronjong bisa diminimalisir, terutama di Kampung Leuwisimar yang rawan banjir," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pembuatan bronjong itu upaya sementara pemerintah yang dinilai efektif untuk mencegah datangnya banjir dari luapan aliran sungai.
Meskipun sudah dibuatkan bronjong, kata Satria, masyarakat setempat maupun pemerintah daerah tetap harus selalu waspada karena ancaman bencana banjir bisa saja terjadi lagi.
"Jadi masyarakat harus tetap waspada," katanya.
Bencana banjir bandang dan longsor menerjang lima kecamatan di wilayah selatan Garut yakni Kecamatan Pameungpeuk, Banjarwangi, Cisompet, Singajaya, dan Cibalong. Akibat bencana itu, sebanyak 1.644 rumah terdampak banjir di Kecamatan Pameungpeuk. Ada juga rumah yang rusak terbawa arus, kemudian di Kecamatan Cisompet satu rumah warga rusak dan satu orang tewas akibat tertimbun tanah longsor.
Pemerintah daerah menetapkan Tanggap Darurat Bencana selama tujuh hari sejak 22 September 2022, kemudian diperpanjang hingga 6 Oktober 2022.