REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menjelaskan waduk Brigif dan Lebak Bulus didesain agar mampu menahan luapan dariKali Salak dan Kali Grogol penyebab banjir di sejumlah kawasan setiap kali hujan deras.
"Kami melakukan pendekatan menangkap air hujan di daerah hulu, di daerah bantaran sungai untuk sementara di tahan, menunggu kondusif baru kami alirkan kembali," kata Kepala Dinas SDA DKI Yusmada Faizal di Waduk Brigif, Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan Waduk Brigif memiliki luas total 10 hektare yakni 3,3 hektare di bagian atas dan 6,7 hektare di bagian bawah.
Brigif bagian atas, kata dia, memiliki daya tampung air 104 ribu meter kubik dan di bagian bawah memiliki daya tampung air sungai sekitar 152 ribu meter kubik. Adapun aliran Kali Salak mengalir dari arah Depok kemudian Tanah Baru dan melewati Waduk Brigif.
Di waduk itu juga dilengkapi dengan jalur untuk inspeksi sepanjang 2,2 kilometer yang juga dapat dimanfaatkan bagi warga sebagai lintasan lari dan bersepeda .
Sedangkan Waduk Lebak Bulus, lanjut dia, diharapkan mampu menampung luapan air Kali Grogol saat volume debit air meninggi akibat curah hujan tinggi. Waduk Lebak Bulus memiliki kapasitas tampung 44 ribu meter kubik air sungai.
Selain di dua waduk di Jakarta Selatan itu, Waduk Pondok Ranggon di Jakarta Timur juga memiliki daya tampung lebih besar mencapai sekitar 890 ribu meter kubik pada lahan seluas 17,6 hektare.
Ia menambahkan tanggul-tanggul waduk tersebut diperkuat dengan menanam rumput vetiver sebagai salah satu bagian program naturalisasi atau pembangunan berbasis alam.
Selain itu, di sekitar waduk Brigif juga ditanam pohon dan ditebar benih ikan untuk menghidupkan ekosistem. Saat ini, Dinas SDA DKI mencatat secara keseluruhan pembangunan waduk tersebut sudah mencapai 70 persen dan ditargetkan selesai pada Desember 2022.