REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah pesawat ruang angkasa China telah terbang untuk mempelajari matahari dan meningkatkan prediksi cuaca luar angkasa. Satelit, yang dikenal sebagai Advanced Space-based Solar Observatory (ASO-S), lepas landas di atas roket Long March 2D pada Sabtu (8/10/2022) pukul 19.43 EDT atau pukul 07.43 waktu Beijing pada (9/10/2022) dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Mongolia Dalam.
Menurut Xinhua, pesawat ruang angkasa ASO-S, dijuluki Kuafu-1 atau raksasa dalam mitologi China yang mengejar matahari, berhasil dikerahkan ke orbit targetnya yaitu jalur sinkron matahari sekitar 450 mil (720 kilometer) di atas Bumi. Dilansir dari Space, Senin (10/10/2022) misi ASO-S pertama kali diusulkan oleh komunitas heliofisika China pada 2011, menurut Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS).
Probe seberat 1.960 pon (888 kilogram) akan menggunakan tiga instrumen untuk mempelajari medan magnet matahari, semburan matahari, dan lontaran-lontaran massa korona (CMEs), semburan besar plasma super panas yang meluncur menjauh dari matahari dengan kecepatan jutaan mil per jam.
Suar-suar matahari sering dikaitkan dengan CMEs, dan keduanya dapat memengaruhi kita di Bumi. CMEs yang kuat, misalnya, dapat menimbulkan badai geomagnetik yang dapat mengganggu jaringan listrik, komunikasi radio, dan navigasi GPS. (Sebagai efek samping yang mengurangi, CMEs juga dapat menambah aurora.)