REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Produsen alat kesehatan dalam negeri mendukung kebijakan target belanja produk luar negeri pemerintah maksimal lima persen dari total APBN. Salah satu produk yang masih impor adalah obat dan alat kesehatan.
Kebijakan tersebut dinilai akan semakin menggairahkan munculnya produk-produk dalam negeri dan mendorong kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi nasional serta ekspor.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dan Produk Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam rangka menyukseskan gerakan nasional bangga buatan Indonesia pada salinan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Managing Director & SVP - idsMED Indonesia, Ramli Laukaban mengatakan, PT IDS Manufacturing Systems Indonesia sebagai perusahaan supply chain alat kesehatan terintegrasi di Asia merespons positif perintah Presiden Joko Widodo tersebut dengan turut memproduksi masker surgical N95 respirator dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku atau komponen lokal.
"Pandemi Covid-19 mengajarkan kepada kita semua untuk bisa memproduksi obat-obatan dan alat kesehatan secara mandiri. idsMED siap ikut menyukseskan target tersebut karena bagaimanapun produk alat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan esensial dan dapat menjamin ketahanan nasional," ujar Ramli di sela-sela peresmian pabrik masker di Kawasan Modern Cikande Industrial Estate (MCIE), seperti dalam siaran persnya, Senin (10/10/2022).
Pabrik masker dengan nilai investasi kurang lebih Rp 30 miliar tersebut diresmikan langsung oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes), Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia.
Ramli menyebut kebijakan substitusi impor memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri untuk tumbuh berkembang dan meningkatkan daya saing sehingga mampu bertarung di persaingan global. Ramli berharap, pemerintah dapat terus mendorong promosi alkes buatan dalam negeri serta meningkatkan kesadaran penggunaan alkes dalam negeri, khususnya bagi rumah sakit, klinik, dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya.
Menurut Ramli, dengan terbukanya jalur pemasaran, maka ekosistem alat kesehatan nasional akan terbentuk. Produsen komponen, bahan baku, sarana pengujian, dan lain-lain juga akan terbentuk seiring dengan meningkatnya permintaan pasar untuk alat kesehatan dalam negeri.
Sementara itu, Ramli menerangkan bahwa masker yang diproduksi idsMED merupakan respirator N95 surgical. Masker tersebut adalah respirator N95 surgical pertama dan merupakan satu-satunya yang memiliki aktivitas antiviral dengan fungsi menonaktifkan patogen.
Masker tersebut merupakan produk hasil transfer technology dari Innonix Technologies Limited Hong Kong, yang bersertifikat National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika Serikat dan juga sudah memiliki sertifikat The United States Food and Drug Administration (USFDA). Masker yang diproduksi oleh PT IDS Manufacturing Systems Indonesia sudah memenuhi standar dan sudah memilki Nomor Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.
Masker RespoKare surgical N95 respirator yang diproduksi oleh PT IDS Manufacturing Systems Indonesia juga sudah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian, sebesar 60,16 persen, dan sampai saat ini masker RespoKare surgical N95 respirator masih memiliki nilai TKDN tertinggi. Pabrik PT IDS Manufacturing Systems Indonesia juga sudah mengantongi sertifikat ISO 13485:2016 dari TUV NORD.
"Kami optimistis masker ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat, khususnya bagi mereka yang bekerja di sektor kesehatan. Masker ini selain diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga berorientasi ekspor. Kami ingin berkontribusi dalam menaikkan rasio ekspor Indonesia juga," ujar Ramli.
Lebih lanjut, Ramli menyatakan bahwa pabrik masker idsMED tersebut juga telah menyerap tenaga kerja lokal, sehingga keberadaannya diharapkan untuk terus membawa dampak positif bagi lingkungan setempat. “Kami pun berharap nantinya dapat menyerap jumlah tenaga kerja lokal lebih banyak lagi seiring dengan semakin bertambahnya kapasitas produksi,” terangnya.
Sementara itu, Dirjen Farmalkes Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan, pemerintah sangat mendukung kemandirian produksi dalam negeri. Kementerian Kesehatan sendiri memberikan kebijakan-kebijakan afirmasi terhadap produsen-produsen kesehatan dalam negeri. Rizka berharap, industri dalam negeri dapat lebih agresif membangun kapasitas untuk memproduksi alat kesehatan dalam negeri.
“Pemerintah akan terus mendukung pembangunan pabrik-pabrik dan industri-industri alat kesehatan dan kami akan terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan afirmasi yang mengarahkan agar semua pembelian alat kesehatan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dilakukan dan diprioritaskan ke perusahaan-perusahaan yang memproduksi seluruh alat kesehatannya dari dalam negeri,” jelas Rizka.
Dalam kesempatan tersebut, Rizka juga berkeliling pabrik guna meninjau proses produksi masker surgical N95 respirator. Ia ingin memastikan bahwa produk alat kesehatan yang diproduksi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan pemerintah.