Selasa 11 Oct 2022 23:55 WIB

China akan Rombak Kabinetnya, Xi Jinping Diproyeksikan Lanjut Periode Ketiga

Partai Komunis China yang berkuasa akan merombak susunan kepemimpinannya

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Berita Xinhua menunjukkan Presiden China Xi Jinping (kiri) melambai selama pertunjukan seni berjudul
Foto: EPA-EFE/JU PENG
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Berita Xinhua menunjukkan Presiden China Xi Jinping (kiri) melambai selama pertunjukan seni berjudul

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Partai Komunis China yang berkuasa akan merombak susunan kepemimpinannya pada pertemuan Kongres terbesar 16 Oktober mendatang. Pertemuan kongres partai ini mencerminkan preferensi kendali negara yang lebih besar dalam ekonominya.

Presiden Xi Jinping (69 tahun) diperkirakan akan semakin mengkonsolidasikan kekuasaannya dalam Kongres Nasional ke-20 setelah menjadi kepala partai selama 10 tahun. Ia juga diproyeksikan akan tetap menjabat sebagai Sekretaris Jenderal partai yang berarti akan menjabat presiden tiga periode.

Sekitar 2.300 delegasi partai akan berkumpul di Beijing untuk memilih komite pusat baru yang terdiri dari sekitar 200 anggota penuh. Komite itu kemudian menentukan kepemimpinan inti di politbiro dan komite tetap politbiro.

Posisi yang akan dirombak adalah susunan untuk Komite Tetap Politbiro (PSC) Xi berikutnya, termasuk siapa yang menggantikan pemimpin No.2 Li Keqiang sebagai perdana menteri ketika ia pensiun dari jabatannya pada Maret. Susunan PSC yang sekarang memiliki tujuh anggota terbilang penting karena partai secara tradisional mempraktikkan kepemimpinan kolektif. Hal ini mengharuskan semua keputusan yang paling penting dimasukkan ke pemungutan suara internal.

Xi dan Li termasuk dalam komite tetap. Xi Jinping sendiri memegang tiga posisi kunci, yakni Sekretaris jenderal partai Komunis Cina, Ketua Komisi Militer Pusat dan Presiden. Ia diperkirakan akan mempertahankan dua gelar nya di kongre tahun ini.

Sementara itu, seorang perdana menteri yang akan datang biasanya tidak lebih dari 67 tahun, pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri, dan telah mengelola beberapa ekonomi tingkat provinsi sebagai ketua partai. Baik Wang Yang dan Hu Chunhua mencentang persyaratan itu, sementara orang-orang seperti Li Qiang dan Ding Xuexiang memiliki kredensial yang lebih lemah tetapi terlihat memiliki kepercayaan Xi yang kuat.

Menurut banyak analis, kesulitan ekonomi China bisa menjadi pilihan bagi pihak ekonomi yang lebih berpengalaman. Wang Yang (67 tahun) bisa diprediksi menjadi perdana menteri. Ia adalah ketua ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), sebuah badan penasihat politik. Dia menempati urutan ke-4 di PSC saat ini dan merupakan yang paling senior di antara para kandidat.

Kandidat lain yang diproyeksikan menempati posisi perdana menteri adalah Hu Chunhua (59 tahun). Ia adalah salah satu dari empat wakil perdana menteri dan juga naik pangkat di Liga Pemuda.

Meskipun lebih muda dari Wang, ia telah menorehkan pengalaman substansial dalam mengelola masalah termasuk pertanian dan pengentasan kemiskinan di tingkat nasional, dan wilayah termasuk Tibet, Mongolia Dalam, dan provinsi Guangdong.

Kendati begitu perkiraan pejabat mana yang akan mundur atau mengambil peran baru tetap spekulatif. Menurut penasihat senior dan ketua wali amanat dalam bisnsi dan ekonomi Cina di Pusat Studi Strategis dan Insternasional di AS, Scott Kennedy, politik Cina selalu bura,

"Oleh karena itu, orang mendengar lebih sedikit spekulasi sekarang dibandingkan dengan transisi kepemimpinan sebelumnya,” katanya seperti dikutio laman CNBC International, Selasa 11/10/2022).

"Ironi dari misteri ini adalah para pejabat Cina secara teratur menguliahi orang asing tentang betapa sedikitnya mereka memahami Cina," kata Kennedy. "Sebagian dari masalahnya adalah betapa sedikit informasi yang benar-benar tersedia bagi kita," imbuhnya.

"Inilah yang diketahui publik — dan beberapa nama yang diperhatikan oleh para analis dalam perombakan yang akan datang," tukasnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement