Selasa 18 Oct 2022 19:45 WIB

BPBD Bali: 6 Orang Meninggal karena Banjir dan Tanah Longsor

BPBD juga masih mencari korban untuk satu warga Kabupaten Jembrana yang hanyut.

Peristiwa bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa sejumlah daerah di Pulau Dewata pada Senin (17/10/2022) menyebabkan enam orang meninggal dunia.
Foto: MGIT3
Peristiwa bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa sejumlah daerah di Pulau Dewata pada Senin (17/10/2022) menyebabkan enam orang meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR – Peristiwa bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa sejumlah daerah di Pulau Dewata pada Senin (17/10/2022) menyebabkan enam orang meninggal dunia. Rinciannya, tiga orang di Kabupaten Karangasem, satu orang di Bangli, satu orang di Tabanan, dan satu orang di Jembrana.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin di Denpasar, Selasa (18/10/2022), menyatakan, BPBD juga masih melakukan pencarian korban untuk satu warga Kabupaten Jembrana yang hanyut terseret arus. Selain menyebabkan korban meninggal dunia, bencana banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Bali juga menyebabkan sejumlah jembatan penghubung di kabupaten terputus dan sejumlah rumah warga rusak, dan warga dilaporkan mengungsi ke rumah kerabat terdekat sementara waktu.

Baca Juga

Jembatan penghubung yang putus, di antaranya yang menghubungkan Kelurahan Tegal Cangkring-Desa Penyaringan di Kabupaten Jembrana. Akibat meluapnya air Sungai Bilukpoh, Kabupaten Jembrana juga terjadi penumpukan batang kayu, sehingga terjadi kemacetan total jalur Gilimanuk-Denpasar.

Jembatan tersebut sempat tidak bisa dilewati, sehingga mengganggu arus transportasi. Namun pada hari ini, jembatan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat terbatas dengan sistem buka tutup.

BPBD juga memantau banyak tumpukan batang kayu dan sampah yang terbawa banjir, sehingga mengakibatkan kemacetan jalur Gilimanuk ke Denpasar. Pusat Pengendalian Operasi BPBD Provinsi Bali juga menginformasikan dampak cuaca ekstrem di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Karangasem, Bangli dan Tabanan.

Sejumlah kecamatan terdampak di Kabupaten Karangasem, yaitu Kecamatan Abang, Selat, Bebandem, Rendang, dan Karangasem. Di Desa Tri Bhuana, Abang, Kabupaten Karangasem, akses jalan tertimbun longsor, diperkirakan 96 KK terisoliasi dan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki.

Untuk Kabupaten Bangli, curah hujan dengan intensitas tinggi juga memicu longsor yang menutup akses jalan. "Upaya pengerahan alat berat dari Dinas PU juga telah diinisiasi guna membuka akses jalan, selain itu upaya penyemprotan oleh tim Damkar guna membersihkan material lumpur agar warga dapat melintas kembali," kata Rentin.

Untuk Kabupaten Tabanan, korban jiwa terjadi di Kecamatan Baturiti setelah tertimpa material longsor di rumahnya. Cuaca ekstrem, tanah longsor dan banjir berdampak pada pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur. Wilayah kecamatan terdampak, yaitu di Kecamatan Pupuan, Penebel dan Baturiti.

Sedangkan di Kabupaten Badung, Pusdalops Provinsi Bali menginformasikan peristiwa tanah longsor dan banjir terjadi di wilayah ini. Dampak bencana berupa pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur rumah dan jembatan.

Tidak ada laporan korban jiwa dan luka di kecamatan tersebut. Sedangkan di Kecamatan Petang, bencana tanah longsor berdampak pada pohon tumbang dan bangunan roboh di 17 lokasi. Sementara di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, terdapat pohon tumbang dan jembatan rusak di tujuh lokasi dan di Kecamatan Mengwi, banjir dan longsor merusak jembatan dan pohon tumbang di sembilan lokasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement